Lamborghini Logo

Sabtu, 24 Januari 2015

Sejarah Mading

Mengenal Mading
Sejak zaman bahuela, manusia sudah senang menyampaikan informasi satu sama lain. Selain untuk bertukar kabar, informasi yang disampaikan itu bisa sekaligus untuk menunjukkan keberadaan. Pada zaman batu, misalnya, manusia sudah menggunakan dinding-dinding gua untuk menyampaikan informasi tersebut. Ini barang kali yang bisa jadi rujukan sejarah awal mula majalah dinding dalam versi bahuela.

Lewat mading ala manusia zaman batu itu pula kita bisa mencatat bagaimana peradaban manusia pada saat itu. Kita bisa melihat bagaimana hubungan antara manusia dengan alam termasuk hewan dan tumbuhan, juga manusia dengan manusia itu sendiri. Kita bisa melihat kebudayaan manusia pada masa itu lewat lukisan di dinding gua itu. Begitulah, informasi itu sekaligus sebagai dokumentasi tentang kebudayaan mereka.

Kalau manusia pada zaman batu mengenal relief atau lukisan di dinding gua sebagai media informasi, maka murid-murid sekolah sekarang mengenal mading. Fungsinya tak jauh-jauh beda, sebagai media informasi sekaligus untuk berekspresi. Mading juga bagian dari sebuah media.

Media adalah sarana untuk menghubungkan antara pemberi informasi dengan konsumen informasi. Lewat media ini pembaca akan tahu tentang apa-apa yang terjadi di luar dirinya. Jenis media ini macam-macam. Ada media elektronik, media cetak, media online, dan seterusnya. Mading hanya salah satu bentuk media tersebut. Berdasarkan bentuknya, mading bisa masuk kategori media cetak.

Seperti namanya, majalah dinding, mading berupa majalah yang ditempel di dinding. *Ya iyalah. Tulisan maupun ilustrasi itu berada dalam sebuah media datar dan biasanya ditempel di dinding.

Majalah mempunya ciri terbitan yang lebih berkala panjang, misalnya mingguan atau bulanan atau malah empat bulanan. Selain waktu terbit yang lebih panjang, isi majalah juga secara umum lebih tematis atau berdasarkan tema tertentu. Misalnya temanya tentang mencari sekolah baru, berteman di zaman virtual, dan seterusnya.

Akibatnya, pengelolaan mading pun lebih mirip pengelolaan majalah dibanding pengelolaan koran. Misal dari sisi materi yang akan dipublikasikan. Kalau di koran, materinya lebih banyak berupa berita-berita yang terbaru (aktual) sedangkan di majalah unsur kebaruan itu tidak terlalu penting.

Ciri
Secara sederhana, ciri-ciri mading adalah sebagai berikut:
1. Dikelola Bersama
Seperti media cetak pada umumnya, pengelolaan mading terdiri dari tiga tahap penting yaitu perencanaan, produksi, dan evaluasi. Perencanaan ini meliputi perencanaan tema dan desain. Sedangkan produksi antara lain pengumpulan informasi (riset, reportase, dan wawancara), penulisan (termasuk editing), dan desain mulai dari layout, foto, dan ilustrasi. Adapun evaluasi bisa berupa evaluasi proses, redaksional, dan desain mading.

Untuk mengelola dengan baik, tim mading harus terdiri dari orang-orang yang bertugas untuk masing-masing proses yaitu Manajemen, Redaksi, dan Desain. Itu sih idealnya. Kalau kepepet dan kurang orang ya bisa saja saling merangkapi.

2. Terbit lebih Lama
Mading dikelola oleh sebuah tim dengan kala waktu terbit yang lebih lama. Biasanya jarak antar edisi bisa mingguan, bulanan, atau berapa bulan tertentu. Waktu terbit ini disesuikan dengan kemampuan masing-masing tim yang biasanya dipengaruhi banyak faktor. Di sekolah sih ya tergantung jadwal sekolah, jadwal pacaran, dan paling penting mood.  Sebab karena sifatnya yang non komersial dan sebagai sarana belajar, banyak pengelola mading yang mengerjakannya tidak terlalu kaku pada waktu.

3. Ada Rubrikasi
Sebagai sebuah media, mading juga memiki rubrikasi. Ibarat rumah, rubrik adalah pembagian ruangan agar fungsional dan estetis. Di mading pun begitu. Semua informasi yang disampaikan dalam mading dibagi dalam beberapa rubrik sehingga memudahkan pembaca untuk membaca informasi yang disampaikan.

4. Materi Tahan Lama
Kalau koran ditujukan untuk menyampaikan berita-berita yang sangat cepat berubah, maka mading lebih banyak memuat informasi yang lebih awet (timeless). Ini dilakukan karena kala terbit mading yang agak lama sehingga perlu informasi yang tidak cepat basi. Kalau informasi yang disampaikan cepat basi, seperti peristiwa, maka mading akan ketinggalan dengan media lain. Selain materi yang disampaikan, gaya tulisan di mading juga mempertimbangkan keawetan ini. Dalam sebuah mading, gaya bahasa yang dipakai haruslah lebih populer dan santai.

5. Tampilan
Ciri yang paling membedakan antara mading dengan media lainnya adalah bentuknya. Pada dasarnya, mading berada pada sebuah bidang datar yang ditempel di dinding. Bidang datar ini bisa berupa papan, stereoform, dan seterusnya. Namun dalam perkembangannya, bidang dua dimensi ini makin bergeser ke arah tiga dimensi. Ada misalnya mading yang meniru bentuk bangunan, logo, benda, dan seterusnya. Menurut saya sih bentuk-bentuk itu tetap diperkenankan selama tidak menghilangkan fungsi paling penting dari sebuah media, penyedia informasi.

Fungsi
Yap. Fungsi paling penting dari mading adalah sebagai penyedia informasi. Tentu saja. Tapi apa gunanya informasi yang disampaikan tersebut. Inilah fungsi informasi yang disampaikan tersebut:

1. Pengetahuan
Informasi yang disampaikan dalam sebuah mading adalah pendidikan sekaligus pengetahuan untuk orang lain. Melalui informasi di mading, pembaca akan tahu tentang sesuatu yang ada di luar dirinya. Misalnya saja semula dia tidak tahu tentang cara membuat blog atau membuat akun Facebook, maka dia akan tahu tentang blog dan Facebook kalau pengelola mading menulis tentang hal tersebut.

2. Penilaian
Melalui sebuah mading, kita bisa menyampaikan penilaian terhadap sesuatu. Penilaian itu bisa berupa kritik, pujian, cacian, dan seterusnya. Dalam banyak kasus sih fungsi kritik ini sangat penting. Sebab biasanya kalau mengkritik lewat media, kita lebih lepas dan bebas dibandingkan kalau secara verbal. Kritik ini tak hanya dari pihak pengelola mading tapi juga pembacanya.

3. Hiburan
Selain untuk berbagi pengetahuan dan penilaian, mading juga berfungsi untuk memberikan hiburan. Di mading perlu ada rubrik khusus yang menyampaikan informasi terkait dengan sesuatu yang menghibur atau bersifat santai. Misalnya kartun, berita ringan, dan semacamnya. Dengan demikian pembaca tidak akan jenuh kalau membaca informasi di mading.

4. Publikasi dan Dokumentasi
Seperti halnya media lain mading berfungsi untuk mempublikasikan sekaligus mendokumentasikan tulisan. Melalui mading kita bisa menyampaikan informasi pada publik sesuai dengan target pembaca mading tersebut. Kalau pembaca utama mading tersebut adalah teman-teman di sekolah, maka publik yang dimaksud adalah teman-teman di sekolah. Di sisi lain informasi yang kita sampaikan tersebut juga bisa jadi alat dokumentasi tentang sesuatu yang kita tulis.

5. Ekspresi
Ini sebenarnya lebih tepat untuk teman-teman desainer. Sebab mading juga bisa menjadi media yang asik untuk mengeskpresikan selera desainer terkait dengan sesuatu. Misalnya desainer itu suka hal-hal berbau gothic, bisa saja madingnya itu menggunakan desain yang identik dengan gothic. Kalau suka dengan yang natural, bisa saja madingnya lebih bersifat recycle, dan seterusnya.

Kualitas
Mading adalah salah satu meda yang nilainya tidak bisa diukur secara pasti. Dia bukan lomba lari cepat yang gampang dilihat siapa pemenangnya. Meski demikian ada nilai-nilai umum yang bisa dan biasa digunakan untuk menilai kualitas sebuah mading. Nilai umum itu saya bagi antara materi dan desain.

Materi dalam mading seperti halnya berita pada umumnya dinilai dari tema, angle, kedalaman, narasumber, gaya tulisan, dan ejaan.

1. Tema
Menarik tidaknya tulisan ditentukan dari tema. Tulisan yang menarik tentu kalau temanya sesuai dengan target pembaca. Misalnya untuk pelajar yang rata-rata masih ABG, tema yang disenangi biasanya tentang romantika, sekolah, trend, dan seterusnya. Meski demikian, bisa juga tema tulisannya tentang hal-hal lain di luar masalah ABG namun disesuaikan dengan pembaca. Misalnya tentang pemilu namun yang nyambung dengan kepentingan pelajar.

2. Angle
Sudut pandang (angle) akan menentukan bagus tidaknya sebuah tulisan. Angle adalah kemampuan penulis untuk melihat satu masalah dari sudut tertentu. Misalnya nih tentang maraknya remaja mengakses materi pornografi di internet. Sudut pandang yang bisa digunakan mungkin dari biaya mengakses internet, gaya hidup, ketidakpercayaan remaja pada orang tua, dan seterusnya. Sudut pandang yang tidak biasa akan makin menarik orang untuk membaca sebuah tulisan.

3. Kedalaman
Tulisan yang bagus memenuhi semua unsur berita seperti what, where, when, who, why, dan how. Kalau bisa memenuhi semua unsur itu maka tulisan itu makin bagus. Selain kelengkapan klasik itu, kedalaman berita juga dinilai dari sejauh mana kita bisa mengungkapkan masing-masing dari enam unsur itu dalam tulisan. Misalnya pada unsur siapa, tentu akan lebih bagus kalau penulis bisa mengungkapkan lebih detail tentang prestasi, keluarga, pacar, dan seterusnya tentang siapa itu daripada hanya bahwa siapa itu adalah seorang pelajar.

4. Narasumber
Pemilihan narasumber dalam penulisan menentukan kualitas sebuah tulisan. Narasumber yang bagus ini bisa dilihat dari kualitas dan kapasitasnya. Kualitas itu misalnya pengetahuan dia tentang masalah yang kita tanyakan. Makin dia tahu tentu makin bagus. Sedangkan kapasitas dinilai dari kesesuaian dia dengan tema tulisan. Kalau menulis tentang internet, tentu lebih bagus wawancara seorang blogger daripada wawancara dengan pedagang bakso.

5. Gaya Tulisan dan Ejaan
Karena mading lebih mendekati sifat majalah daripada koran, tentu gaya tulisan yang lebih tepat adalah tulisan feature bukan straight news. Bentuk feature misalnya tidaklah terpaku pada peristiwa semata tapi ada apa di balik peristiwa. Penulisannya pun dibuat lebih santai dan pendek-pendek kalimatnya daripada yang panjang dan penuh.

Selain itu ejaan juga jadi faktor penting untuk menilai kualitas sebuah tulisan. Pastikan apakah kata yang digunakan sudah benar ejaannya. Cek lagi apakah ada tanda baca yang kurang tepat dalam tulisan. Cek dan ricek ini bisa dilakukan dengan saling silang antar teman.

6. Rubrikasi
Keberagaman materi tulisan sangat penting untuk membuat mading jadi menarik atau tidak. Makin sedikit rubrik sebuah mading, akan makin terasa monoton dan membosankan. Karena itu perlu ada keragaman materi mading. Misalnya ada yang berat ada yang ringan. Ada yang serius ada yang santai. Dan seterusnya. Rubrikasi ini juga harus mempertimbangan proporsi. Laporan utama tentu harus mendapat tempat paling banyak di dalam mading. Sebaliknya, materi yang bersifat hiburan tentu lebih sedikit dibandingkan materi serius.

7. Desain
Saya tidak mengerti desain. Tapi saya sering kali tertarik melihat sesuatu yang tertata dengan rapi. Misalnya sambungan antar warna yang tidak terlalu kontras. Penataan yang jelas alurnya. Desain itu ibarat wajah seseorang. Tidak harus cantik untuk tampil menarik kan. Asal mengenakan pakaian yang tepat, alias tidak saltum, tampilan seseorang bisa menarik kok.

Penutup
Mading, seperti halnya ilmu teknis lain, adalah soal kebiasaan. Bisa saja Anda punya teori berlimpah soal mading, tapi tanpa praktik itu tak berarti apa-apa. Karena itu rajin-rajinlah membuat mading. Kalau tidak, ngeblog juga bisa. Soal blog, kapan-kapan kita lanjutkan lagi.
Tips Membuat Mading Sekolah Yang Keren dan Luar Biasa

Ilustrasi: www.madingsekolah.net
Ilustrasi: www.madingsekolah.net
        MADING alias majalah dinding sekolah merupakan salah satu hal penting yang menjadi nilai plus bagi setiap sekolah untuk menunjukan kekreatifitasan siswa-siswinya. Di luar sana, mungkin banyak sekali sekolah-sekolah yang sudah memamerkan madingnya dengan gaya yang luar biasa keren, mereka begitu antusias memadati mading sekolahnya dengan ide-ide yang tumpah bahkan luber dan berjubelan di atas mading tersebut. Lalu bagaimana dengan sekolahmu? Apakah sudah mempunyai mading yang bernilai plus dan siap dinikmati? atau ternyata mading sekolahmu masih baku bahkan vacum?
Ngomong-ngomong soal mading, mungkin saya akan sedikit berbagi tips dengan tema-teman mengenai perihal mading. Berbicara mading, atau membuat bahkan merintis sebuah majalah dinding memang gampang susah-susah. Artinya tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Karena mading merupakan sebuah wadah yang siapapun dari warga sekolah boleh melihat, menikmati serta mendapatkan banyak hal darinya. Baik guru, siswa maupun satpam sekolah mungkin? Oleh karena itu, mungkin tips dari saya ini sedikit membantu teman-teman untuk merintis majalah dinding di sekolah masing-masing :
Merintis Majalah Dinding Sekolah
  1. Bentuk Tim Pengelola (Redaksi)
Ketika di kepala teman-teman timbul sebuah inisiatif untuk membuat mading, kali pertama yang harusnya membenak pada diri kalian ialah strategi organisasi. Yup, suatu hal (apapun) akan menghasilkan karya yang sangat baik jika terorganisasi. Maka langkah utama ialah membentuk sebuah tim pengelola atau redaksi, kenapa? Karena untuk merintis sebuah mading teman-teman tidak bisa berdikari alias berdiri di atas kaki sendiri, bagaimanapun kerja sama merupakan hal yang sangat baik dan bagus untuk program yang akan teman-teman gubah demi kemajuan sekolah.
Dan ingat! Teman-teman tidak perlu mengandalkan orang tetapi tidak melihat kemampuan mereka, bila perlu adakanlah open recruitmen (pendaftaran terbuka), biarkan orang-orang yang begitu berminat dalam bidang ini masuk dan menjadi pengelola. Teman-teman tidak perlu memaksa orangkan? hanya butuh orang yang satu dalam hal visi, misi dan tujuan.  Untuk membentuk pengelola tidak butuh sesiapa dengan wajah paling gantenglah, paling kayalah, paling kerenlah atau apapun. Tapi, prioritaskan pemikiran mereka yang diyakini akan selalu sejalan dan mampu bekerja secara tim.
  1. Tentukan Sruktur Organisasi
Setelah menemukan orang-orang maupun teman-teman yang sehati dengan teman-teman sekalian, lalu adakan meeting, musyawarahkan mengenai struktur organisasi. Ini juga penting loh dalam sebuah pengelolaan apapun. Kenapa harus ada struktur organisasi? Jelas! Karena ini memag bagian paling intens untuk kesuksesan ‘produk’ kalian nanti. Agar semuanya dapat berjalan dengan rapi, karena sistem pembentukan inipun harus dapat disetujui bersama. Tidak perlu takut untuk menjadi siapapun dan bagian apapun. Karena tugas pokok dalam satu tim sama saja, bahkan tujuanpun harus sama, yakni mensukseskan apa yang akan dibuat secara bersama-sama nantinya.
  1. Program Kerja
Nah, meski ini kelihatanya sepele, namun ini gak kalah mempengaruhi loh. Sebagai tim pengelola, setelah menentukan struktur organisasi jangan lupa untuk membuat proker atau program kerja. Buatlah jangka pendek, jangka menengah, serta jangka panjang dari kegiatan yang akan teman-teman gawangi. Semuanya tentu selalu memiliki tujuan untuk mencapai sebuah kesukseskan. Wujudkanlah kiat-kiat itu dalam program kerja. Buat list, atau bila perlu target agar lebih tertata dengan rapi. Atau bisa saja membuat schedule yang memang bagus untuk dijadikan ‘jagoan’ pada produk teman-teman itu.
Kembali lagi pada teman yang ‘sehati’ tentu akan mengapresiasikan ide-ide yang bagus dan sejalan bukan? Maka, usahakan program kerja ini benar-benar original, fresh dan cetar membahana, hehe. Berikan gugahan baru jika memang mading sekolah vacum, atau tampillah dengan gaya yang menarik semenarik mungkin karena mading teman-teman  merupakan masih dalam rintisan, sehingga program kerja demikianlah yang begitu penting pada pengelolaan sebuah majalah dinding sekolah.
  1. Jadwal Penerbitan
Mungkin ini juga termasuk salah satu dari list program kerja, tetapi saya akan menjelaskan lebih rinci atau specifik. Untuk lebih menghidupkan mading tentu perlu sekali membuat jadwal-jadwal kapan mading akan diterbitkan. Tujuanya? Agar mampu menekankan kedisiplinan dalam mengelola. Usahakan jangan mengikuti kebiasaan buruk yang biasa ada  ya?, alias ngaret jadwal. Karena inipun dapat mengurangi kredabilitas para penikmat hanya karena adanya keterlambatan. Atau mereka akan jenuh dengan edisi yang lama sekali berubahnya. Buatlah jadwal perubahan rutin atau teman-teman bisa survey kira-kira dalam jangka berapa waktu teman-teman labil atau anak sekolahan itu merasa bosan dengan tampilan mading? Ini penting! Jangan sampai para staff redaksi meremehkan hal ini. Kinerja yang bagus tentu saling disiplin. Maka jadwal penerbitan yang tepat dan tak pernah terlambatpun memiliki value yang tinggi bukan?
  1. Pembimbing
Ini point yang kadang terlupakan padahal bagian yang harus disadari bersama. Ketika teman-teman membentuk atau melakukan langkah-lagkah di atas seperti membentuk struktur organisasi dan lainnya sebenarnya dibutuhkan pula  seseorang yang akan dijadikan sebagai person control, maksudnya? Ya, coba diskusikan dengan para anggota. Bagaimanapun, teman-teman harus mempunyai guru pembimbing untuk dapat menjadi semacam kontrol, menjadi penengah ataupun sebagai sarana sharing. Pembimbing sangat berperan pula dalam banyak hal terutama tentang kinerja, tentu teman-teman membutuhkan penasihat, itulah mengapa point ini sengaja saya garis bawahi. Maka, pilihlah pembimbing yang ‘sehati’ pula dengan tim redaksi. Teman-teman bisa memilih, mengajukan, maupun melihat dari sudut pandang terhadap siapakah guru yang cocok untuk mengayomi tim redaksi kedepannya dan ikut mensukseskan visi serta misi tim mading sekolah.
  1. Interactive Media
Karena mading merupakan ‘media’, maka teman-teman juga perlu memahami, bagaimana wajah media tersebut? Perlihatkanlah dengan sejujurnya serta jadikan brand mading teman-teman sangat luar biasa dimata para penikmatnya. Apa salahnya mempromosikan? Justru itu bisa mengundang khalayak untuk menyumbangkan ide-idenya bukan? Maka dari itulah, lakukan interaktif media kepada pihak lain, agar mereka begitu dekat bahkan memahami serta mengenal mading sekolah mereka.
  1. Terbuka Terhadap Kritik, Saran, dan Masukan
Bagian ini tak kalah penting, agar mading yang teman-teman kelola selalu mengalami perbaikan dan penyempurnaan sepanjang terbitannya. Buatlah semacam alamat yang diperuntukkan bagi khalayak untuk mengajkan saran, masukan, bahkan kritik, semisal menyediakan kotak saran dan lain-lain, atau yang paling praktis, cantumkan saja kontak tim redaksi. Jangan pernah takut dan menutup diri terhadap kritik, kritik itu sangat baik untuk keberlangsungan mading yang akan teman-teman kelola. Sejenis dengan kritik, jangan lupa, lakukan pula semacam kegiatan evaluasi edisi sebelumnya setiap hendak menerbitkan konten yang baru, dan ini dilakukan di dalam rapat redaksi.

Langkah-langkah Membuat Mading Keren
  1. Memilih Tema
Dalam membuat mading, Tema adalah hal utama yang sangat-sangat penting, pikirkan tema yang semenarik mungkin, atau kolaborasikan dengan trend atau apapun yang sedang update. Misalnya, teman-teman bisa mengambil tema perjuangan di bulan Agustus atau mengangkat tema keperempuanan di bulan April untuk memperingati hari Kartini, mungkin itu adalah tema-tema yang sudah biasa teman-teman lakukan, lantas apa yang tidak biasa? Yang tidak biasa adalah gabungkan ide yang cukup spektakuler agar mading tersebut tidak terkesan ‘gitu-gitu’ aja. Susah? Iya sedikit, tim redaksi mading bisa mengambil tema yang biasa dengan ‘penggarapan’ yang tidak biasa tapi tidak terkesan norak.  Semenarik mungkin yang tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata. Makanya, teman-teman harus  benar-benar menggali akar-akar kekreatifitasan dalam menentukan sebuah tema. Tema itu ibarat magnet, jika berhasil membuat tema yang amazing tentu orang-orang akan tertarik.
  1. Merancang Sketsa
Setelah ditetapkan sebuah tema, selanjutnya adalah meracang sketsa, sketsa yang tidak biasa. Teman-teman bisa menggunakan bahan-bahan yang mampu membuat mading itu terlihat bebeda. Semisal pilihlah perpaduan warna pada dasar mading, tim redaksi bisa menggunakan cat air yang dipoles pada kertas karton atau styrofoam, gunakanlah bahan-bahan yang ekonomis tapi mudah untuk dimodifikasi dengan kreatif. Atau sebagai bentuk kepedulian terhadap global warming (Pemanasan global) gunakanlah barang-barang yang ‘aman’, atau sketsa bisa dibentuk dari kertas yang tidak terpakai, artinya dari pada dibakar atau dibuang ‘kan bisa dikreatifitaskan menjadi bentuk-bentuk unik sesuai tema. Buatlah desain yang tidak membosankan. Sketsa pada mading juga mempengaruhi, usahakan sketsa benar-benar sesuai pada saat peletakkan bahan-bahan, sehingga tidak rancu, buat sketsa yang tidak begitu rumit untuk dinikmati, gaya simple dan sederhana boleh saja,  asal tetap  terlihat ‘cantik’.
  1. Buatlah rubrik yang menarik
Buatlah rubrik yang begitu menakjubkan. Karena rubrik merupakan tulang punggung  madding, rubrik-rubrik yang mampu mengakrabkan antara guru-guru dengan murid misalnya. Teman-teman tidak mesti membuat rubrik yang formal seperti pada umumnya,  justru rubrik yang menarik adalah rubrik yang menantang. Atau bisa saja dengan memisahkan menjadi rubik formal dan informal. Teman-teman memang harus mempunyai kontrol media, tetapi rubrik konyol dan mengedukasilah yang lebih ‘ngena’ kepada para  pembaca karena sistem komunikasi yang demikian lebih cepat ditangkap dan diterima. Karena rubrik juga mengulas banyak info-info penting, maka buatlah beberapa Rubrik dengan spekulasi info yang benar-benar sedang menjadi trend topic dan juga mampu mengedukasi semua kalangan.
  1. Promosikan atau Perkenalkan
Setelah melalui tahap keseluruhan, maka tibalah waktunya bagi teman-teman untuk memprosoikan atau mengajak khalayak agar bisa sama-sama membangun keratifitas di dalam mading. Ini adalah proses yang tidak begitu sulit, karena mading merupakan wadah info untuk sesama.
Nah, mungkin segitu aja tips dari saya, mungkin teman-teman mau nambahinpun silakan, jadi, ayo buat mading untuk menampung kreatifitas temen-temen kita. Salam kreasi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar