Mengenal Mading
Sejak zaman bahuela, manusia sudah senang
menyampaikan informasi satu sama lain. Selain untuk bertukar kabar,
informasi yang disampaikan itu bisa sekaligus untuk menunjukkan
keberadaan. Pada zaman batu, misalnya, manusia sudah menggunakan
dinding-dinding gua untuk menyampaikan informasi tersebut. Ini barang
kali yang bisa jadi rujukan sejarah awal mula majalah dinding dalam
versi bahuela.
Lewat mading ala manusia
zaman batu itu pula kita bisa mencatat bagaimana peradaban manusia pada
saat itu. Kita bisa melihat bagaimana hubungan antara manusia dengan
alam termasuk hewan dan tumbuhan, juga manusia dengan manusia itu
sendiri. Kita bisa melihat kebudayaan manusia pada masa itu lewat
lukisan di dinding gua itu. Begitulah, informasi itu sekaligus sebagai
dokumentasi tentang kebudayaan mereka.
Kalau manusia pada zaman
batu mengenal relief atau lukisan di dinding gua sebagai media
informasi, maka murid-murid sekolah sekarang mengenal mading. Fungsinya
tak jauh-jauh beda, sebagai media informasi sekaligus untuk berekspresi.
Mading juga bagian dari sebuah media.
Media adalah sarana untuk
menghubungkan antara pemberi informasi dengan konsumen informasi. Lewat
media ini pembaca akan tahu tentang apa-apa yang terjadi di luar
dirinya. Jenis media ini macam-macam. Ada media elektronik, media cetak,
media online, dan seterusnya. Mading hanya salah satu bentuk media
tersebut. Berdasarkan bentuknya, mading bisa masuk kategori media cetak.
Seperti
namanya, majalah dinding, mading berupa majalah yang ditempel di
dinding. *Ya iyalah. Tulisan maupun ilustrasi itu berada dalam sebuah
media datar dan biasanya ditempel di dinding.
Majalah mempunya
ciri terbitan yang lebih berkala panjang, misalnya mingguan atau bulanan
atau malah empat bulanan. Selain waktu terbit yang lebih panjang, isi
majalah juga secara umum lebih tematis atau berdasarkan tema tertentu.
Misalnya temanya tentang mencari sekolah baru, berteman di zaman
virtual, dan seterusnya.
Akibatnya, pengelolaan mading pun lebih
mirip pengelolaan majalah dibanding pengelolaan koran. Misal dari sisi
materi yang akan dipublikasikan. Kalau di koran, materinya lebih banyak
berupa berita-berita yang terbaru (aktual) sedangkan di majalah unsur
kebaruan itu tidak terlalu penting.
Ciri
Secara sederhana, ciri-ciri mading adalah sebagai berikut:
1. Dikelola Bersama
Seperti
media cetak pada umumnya, pengelolaan mading terdiri dari tiga tahap
penting yaitu perencanaan, produksi, dan evaluasi. Perencanaan ini
meliputi perencanaan tema dan desain. Sedangkan produksi antara lain
pengumpulan informasi (riset, reportase, dan wawancara), penulisan
(termasuk editing), dan desain mulai dari layout, foto, dan ilustrasi.
Adapun evaluasi bisa berupa evaluasi proses, redaksional, dan desain
mading.
Untuk mengelola dengan baik, tim mading harus terdiri
dari orang-orang yang bertugas untuk masing-masing proses yaitu
Manajemen, Redaksi, dan Desain. Itu sih idealnya. Kalau kepepet dan
kurang orang ya bisa saja saling merangkapi.
2. Terbit lebih Lama
Mading
dikelola oleh sebuah tim dengan kala waktu terbit yang lebih lama.
Biasanya jarak antar edisi bisa mingguan, bulanan, atau berapa bulan
tertentu. Waktu terbit ini disesuikan dengan kemampuan masing-masing tim
yang biasanya dipengaruhi banyak faktor. Di sekolah sih ya tergantung
jadwal sekolah, jadwal pacaran, dan paling penting mood. Sebab karena
sifatnya yang non komersial dan sebagai sarana belajar, banyak pengelola
mading yang mengerjakannya tidak terlalu kaku pada waktu.
3. Ada Rubrikasi
Sebagai
sebuah media, mading juga memiki rubrikasi. Ibarat rumah, rubrik adalah
pembagian ruangan agar fungsional dan estetis. Di mading pun begitu.
Semua informasi yang disampaikan dalam mading dibagi dalam beberapa
rubrik sehingga memudahkan pembaca untuk membaca informasi yang
disampaikan.
4. Materi Tahan Lama
Kalau koran ditujukan untuk
menyampaikan berita-berita yang sangat cepat berubah, maka mading lebih
banyak memuat informasi yang lebih awet (timeless). Ini dilakukan karena
kala terbit mading yang agak lama sehingga perlu informasi yang tidak
cepat basi. Kalau informasi yang disampaikan cepat basi, seperti
peristiwa, maka mading akan ketinggalan dengan media lain. Selain materi
yang disampaikan, gaya tulisan di mading juga mempertimbangkan keawetan
ini. Dalam sebuah mading, gaya bahasa yang dipakai haruslah lebih
populer dan santai.
5. Tampilan
Ciri yang paling membedakan
antara mading dengan media lainnya adalah bentuknya. Pada dasarnya,
mading berada pada sebuah bidang datar yang ditempel di dinding. Bidang
datar ini bisa berupa papan, stereoform, dan seterusnya. Namun dalam
perkembangannya, bidang dua dimensi ini makin bergeser ke arah tiga
dimensi. Ada misalnya mading yang meniru bentuk bangunan, logo, benda,
dan seterusnya. Menurut saya sih bentuk-bentuk itu tetap diperkenankan
selama tidak menghilangkan fungsi paling penting dari sebuah media,
penyedia informasi.
Fungsi
Yap. Fungsi paling penting dari
mading adalah sebagai penyedia informasi. Tentu saja. Tapi apa gunanya
informasi yang disampaikan tersebut. Inilah fungsi informasi yang
disampaikan tersebut:
1. Pengetahuan
Informasi yang
disampaikan dalam sebuah mading adalah pendidikan sekaligus pengetahuan
untuk orang lain. Melalui informasi di mading, pembaca akan tahu tentang
sesuatu yang ada di luar dirinya. Misalnya saja semula dia tidak tahu
tentang cara membuat blog atau membuat akun Facebook, maka dia akan tahu
tentang blog dan Facebook kalau pengelola mading menulis tentang hal
tersebut.
2. Penilaian
Melalui sebuah mading, kita bisa
menyampaikan penilaian terhadap sesuatu. Penilaian itu bisa berupa
kritik, pujian, cacian, dan seterusnya. Dalam banyak kasus sih fungsi
kritik ini sangat penting. Sebab biasanya kalau mengkritik lewat media,
kita lebih lepas dan bebas dibandingkan kalau secara verbal. Kritik ini
tak hanya dari pihak pengelola mading tapi juga pembacanya.
3. Hiburan
Selain
untuk berbagi pengetahuan dan penilaian, mading juga berfungsi untuk
memberikan hiburan. Di mading perlu ada rubrik khusus yang menyampaikan
informasi terkait dengan sesuatu yang menghibur atau bersifat santai.
Misalnya kartun, berita ringan, dan semacamnya. Dengan demikian pembaca
tidak akan jenuh kalau membaca informasi di mading.
4. Publikasi dan Dokumentasi
Seperti
halnya media lain mading berfungsi untuk mempublikasikan sekaligus
mendokumentasikan tulisan. Melalui mading kita bisa menyampaikan
informasi pada publik sesuai dengan target pembaca mading tersebut.
Kalau pembaca utama mading tersebut adalah teman-teman di sekolah, maka
publik yang dimaksud adalah teman-teman di sekolah. Di sisi lain
informasi yang kita sampaikan tersebut juga bisa jadi alat dokumentasi
tentang sesuatu yang kita tulis.
5. Ekspresi
Ini sebenarnya
lebih tepat untuk teman-teman desainer. Sebab mading juga bisa menjadi
media yang asik untuk mengeskpresikan selera desainer terkait dengan
sesuatu. Misalnya desainer itu suka hal-hal berbau gothic, bisa saja
madingnya itu menggunakan desain yang identik dengan gothic. Kalau suka
dengan yang natural, bisa saja madingnya lebih bersifat recycle, dan
seterusnya.
Kualitas
Mading adalah salah satu meda yang
nilainya tidak bisa diukur secara pasti. Dia bukan lomba lari cepat yang
gampang dilihat siapa pemenangnya. Meski demikian ada nilai-nilai umum
yang bisa dan biasa digunakan untuk menilai kualitas sebuah mading.
Nilai umum itu saya bagi antara materi dan desain.
Materi dalam mading seperti halnya berita pada umumnya dinilai dari tema, angle, kedalaman, narasumber, gaya tulisan, dan ejaan.
1. Tema
Menarik
tidaknya tulisan ditentukan dari tema. Tulisan yang menarik tentu kalau
temanya sesuai dengan target pembaca. Misalnya untuk pelajar yang
rata-rata masih ABG, tema yang disenangi biasanya tentang romantika,
sekolah, trend, dan seterusnya. Meski demikian, bisa juga tema
tulisannya tentang hal-hal lain di luar masalah ABG namun disesuaikan
dengan pembaca. Misalnya tentang pemilu namun yang nyambung dengan
kepentingan pelajar.
2. Angle
Sudut pandang (angle) akan
menentukan bagus tidaknya sebuah tulisan. Angle adalah kemampuan penulis
untuk melihat satu masalah dari sudut tertentu. Misalnya nih tentang
maraknya remaja mengakses materi pornografi di internet. Sudut pandang
yang bisa digunakan mungkin dari biaya mengakses internet, gaya hidup,
ketidakpercayaan remaja pada orang tua, dan seterusnya. Sudut pandang
yang tidak biasa akan makin menarik orang untuk membaca sebuah tulisan.
3. Kedalaman
Tulisan
yang bagus memenuhi semua unsur berita seperti what, where, when, who,
why, dan how. Kalau bisa memenuhi semua unsur itu maka tulisan itu makin
bagus. Selain kelengkapan klasik itu, kedalaman berita juga dinilai
dari sejauh mana kita bisa mengungkapkan masing-masing dari enam unsur
itu dalam tulisan. Misalnya pada unsur siapa, tentu akan lebih bagus
kalau penulis bisa mengungkapkan lebih detail tentang prestasi,
keluarga, pacar, dan seterusnya tentang siapa itu daripada hanya bahwa
siapa itu adalah seorang pelajar.
4. Narasumber
Pemilihan
narasumber dalam penulisan menentukan kualitas sebuah tulisan.
Narasumber yang bagus ini bisa dilihat dari kualitas dan kapasitasnya.
Kualitas itu misalnya pengetahuan dia tentang masalah yang kita
tanyakan. Makin dia tahu tentu makin bagus. Sedangkan kapasitas dinilai
dari kesesuaian dia dengan tema tulisan. Kalau menulis tentang internet,
tentu lebih bagus wawancara seorang blogger daripada wawancara dengan
pedagang bakso.
5. Gaya Tulisan dan Ejaan
Karena mading lebih
mendekati sifat majalah daripada koran, tentu gaya tulisan yang lebih
tepat adalah tulisan feature bukan straight news. Bentuk feature
misalnya tidaklah terpaku pada peristiwa semata tapi ada apa di balik
peristiwa. Penulisannya pun dibuat lebih santai dan pendek-pendek
kalimatnya daripada yang panjang dan penuh.
Selain itu ejaan juga
jadi faktor penting untuk menilai kualitas sebuah tulisan. Pastikan
apakah kata yang digunakan sudah benar ejaannya. Cek lagi apakah ada
tanda baca yang kurang tepat dalam tulisan. Cek dan ricek ini bisa
dilakukan dengan saling silang antar teman.
6. Rubrikasi
Keberagaman
materi tulisan sangat penting untuk membuat mading jadi menarik atau
tidak. Makin sedikit rubrik sebuah mading, akan makin terasa monoton dan
membosankan. Karena itu perlu ada keragaman materi mading. Misalnya ada
yang berat ada yang ringan. Ada yang serius ada yang santai. Dan
seterusnya. Rubrikasi ini juga harus mempertimbangan proporsi. Laporan
utama tentu harus mendapat tempat paling banyak di dalam mading.
Sebaliknya, materi yang bersifat hiburan tentu lebih sedikit
dibandingkan materi serius.
7. Desain
Saya tidak mengerti
desain. Tapi saya sering kali tertarik melihat sesuatu yang tertata
dengan rapi. Misalnya sambungan antar warna yang tidak terlalu kontras.
Penataan yang jelas alurnya. Desain itu ibarat wajah seseorang. Tidak
harus cantik untuk tampil menarik kan. Asal mengenakan pakaian yang
tepat, alias tidak saltum, tampilan seseorang bisa menarik kok.
Penutup
Mading,
seperti halnya ilmu teknis lain, adalah soal kebiasaan. Bisa saja Anda
punya teori berlimpah soal mading, tapi tanpa praktik itu tak berarti
apa-apa. Karena itu rajin-rajinlah membuat mading. Kalau tidak, ngeblog
juga bisa. Soal blog, kapan-kapan kita lanjutkan lagi.Tips Membuat Mading Sekolah Yang Keren dan Luar Biasa
MADING alias majalah dinding
sekolah merupakan salah satu hal penting yang menjadi nilai plus bagi
setiap sekolah untuk menunjukan kekreatifitasan siswa-siswinya. Di luar
sana, mungkin banyak sekali sekolah-sekolah yang sudah memamerkan
madingnya dengan gaya yang luar biasa keren, mereka begitu antusias
memadati mading sekolahnya dengan ide-ide yang tumpah bahkan luber
dan berjubelan di atas mading tersebut. Lalu bagaimana dengan
sekolahmu? Apakah sudah mempunyai mading yang bernilai plus dan siap
dinikmati? atau ternyata mading sekolahmu masih baku bahkan vacum?
Ngomong-ngomong soal mading, mungkin
saya akan sedikit berbagi tips dengan tema-teman mengenai perihal
mading. Berbicara mading, atau membuat bahkan merintis sebuah majalah
dinding memang gampang susah-susah. Artinya tidak bisa dianggap remeh
begitu saja. Karena mading merupakan sebuah wadah yang siapapun dari
warga sekolah boleh melihat, menikmati serta mendapatkan banyak hal
darinya. Baik guru, siswa maupun satpam sekolah mungkin? Oleh karena
itu, mungkin tips dari saya ini sedikit membantu teman-teman untuk
merintis majalah dinding di sekolah masing-masing :
Merintis Majalah Dinding Sekolah
- Bentuk Tim Pengelola (Redaksi)
Ketika di kepala teman-teman timbul
sebuah inisiatif untuk membuat mading, kali pertama yang harusnya
membenak pada diri kalian ialah strategi organisasi. Yup, suatu hal
(apapun) akan menghasilkan karya yang sangat baik jika terorganisasi.
Maka langkah utama ialah membentuk sebuah tim pengelola atau redaksi,
kenapa? Karena untuk merintis sebuah mading teman-teman tidak bisa berdikari
alias berdiri di atas kaki sendiri, bagaimanapun kerja sama merupakan
hal yang sangat baik dan bagus untuk program yang akan teman-teman gubah
demi kemajuan sekolah.
Dan ingat! Teman-teman tidak perlu mengandalkan orang tetapi tidak melihat kemampuan mereka, bila perlu adakanlah open recruitmen (pendaftaran terbuka), biarkan orang-orang yang begitu berminat dalam bidang ini masuk dan menjadi pengelola. Teman-teman tidak perlu memaksa orangkan?
hanya butuh orang yang satu dalam hal visi, misi dan tujuan. Untuk
membentuk pengelola tidak butuh sesiapa dengan wajah paling gantenglah,
paling kayalah, paling kerenlah atau apapun. Tapi, prioritaskan
pemikiran mereka yang diyakini akan selalu sejalan dan mampu bekerja
secara tim.
- Tentukan Sruktur Organisasi
Setelah menemukan orang-orang maupun teman-teman yang sehati dengan teman-teman sekalian, lalu adakan meeting,
musyawarahkan mengenai struktur organisasi. Ini juga penting loh dalam
sebuah pengelolaan apapun. Kenapa harus ada struktur organisasi? Jelas!
Karena ini memag bagian paling intens untuk kesuksesan ‘produk’
kalian nanti. Agar semuanya dapat berjalan dengan rapi, karena sistem
pembentukan inipun harus dapat disetujui bersama. Tidak perlu takut
untuk menjadi siapapun dan bagian apapun. Karena tugas pokok dalam satu
tim sama saja, bahkan tujuanpun harus sama, yakni mensukseskan apa yang
akan dibuat secara bersama-sama nantinya.
- Program Kerja
Nah, meski ini kelihatanya sepele, namun
ini gak kalah mempengaruhi loh. Sebagai tim pengelola, setelah
menentukan struktur organisasi jangan lupa untuk membuat proker
atau program kerja. Buatlah jangka pendek, jangka menengah, serta jangka
panjang dari kegiatan yang akan teman-teman gawangi. Semuanya tentu
selalu memiliki tujuan untuk mencapai sebuah kesukseskan. Wujudkanlah
kiat-kiat itu dalam program kerja. Buat list, atau bila perlu target
agar lebih tertata dengan rapi. Atau bisa saja membuat schedule yang memang bagus untuk dijadikan ‘jagoan’ pada produk teman-teman itu.
Kembali lagi pada teman yang ‘sehati’
tentu akan mengapresiasikan ide-ide yang bagus dan sejalan bukan? Maka,
usahakan program kerja ini benar-benar original, fresh dan cetar membahana, hehe. Berikan gugahan baru jika memang mading sekolah vacum,
atau tampillah dengan gaya yang menarik semenarik mungkin karena mading
teman-teman merupakan masih dalam rintisan, sehingga program kerja
demikianlah yang begitu penting pada pengelolaan sebuah majalah dinding
sekolah.
- Jadwal Penerbitan
Mungkin ini juga termasuk salah satu dari list program kerja, tetapi saya akan menjelaskan lebih rinci atau specifik.
Untuk lebih menghidupkan mading tentu perlu sekali membuat
jadwal-jadwal kapan mading akan diterbitkan. Tujuanya? Agar mampu
menekankan kedisiplinan dalam mengelola. Usahakan jangan mengikuti
kebiasaan buruk yang biasa ada ya?, alias ngaret jadwal. Karena inipun
dapat mengurangi kredabilitas para penikmat hanya karena adanya
keterlambatan. Atau mereka akan jenuh dengan edisi yang lama sekali
berubahnya. Buatlah jadwal perubahan rutin atau teman-teman bisa survey
kira-kira dalam jangka berapa waktu teman-teman labil atau anak
sekolahan itu merasa bosan dengan tampilan mading? Ini penting! Jangan
sampai para staff redaksi meremehkan hal ini. Kinerja yang bagus
tentu saling disiplin. Maka jadwal penerbitan yang tepat dan tak pernah
terlambatpun memiliki value yang tinggi bukan?
- Pembimbing
Ini point yang kadang terlupakan
padahal bagian yang harus disadari bersama. Ketika teman-teman membentuk
atau melakukan langkah-lagkah di atas seperti membentuk struktur
organisasi dan lainnya sebenarnya dibutuhkan pula seseorang yang akan
dijadikan sebagai person control, maksudnya? Ya, coba
diskusikan dengan para anggota. Bagaimanapun, teman-teman harus
mempunyai guru pembimbing untuk dapat menjadi semacam kontrol, menjadi
penengah ataupun sebagai sarana sharing. Pembimbing sangat
berperan pula dalam banyak hal terutama tentang kinerja, tentu
teman-teman membutuhkan penasihat, itulah mengapa point ini sengaja saya
garis bawahi. Maka, pilihlah pembimbing yang ‘sehati’ pula dengan tim
redaksi. Teman-teman bisa memilih, mengajukan, maupun melihat dari sudut
pandang terhadap siapakah guru yang cocok untuk mengayomi tim redaksi
kedepannya dan ikut mensukseskan visi serta misi tim mading sekolah.
- Interactive Media
Karena mading merupakan ‘media’, maka
teman-teman juga perlu memahami, bagaimana wajah media tersebut?
Perlihatkanlah dengan sejujurnya serta jadikan brand mading
teman-teman sangat luar biasa dimata para penikmatnya. Apa salahnya
mempromosikan? Justru itu bisa mengundang khalayak untuk menyumbangkan
ide-idenya bukan? Maka dari itulah, lakukan interaktif media kepada
pihak lain, agar mereka begitu dekat bahkan memahami serta mengenal
mading sekolah mereka.
- Terbuka Terhadap Kritik, Saran, dan Masukan
Bagian ini tak kalah penting, agar
mading yang teman-teman kelola selalu mengalami perbaikan dan
penyempurnaan sepanjang terbitannya. Buatlah semacam alamat yang
diperuntukkan bagi khalayak untuk mengajkan saran, masukan, bahkan
kritik, semisal menyediakan kotak saran dan lain-lain, atau yang paling
praktis, cantumkan saja kontak tim redaksi. Jangan pernah takut dan
menutup diri terhadap kritik, kritik itu sangat baik untuk
keberlangsungan mading yang akan teman-teman kelola. Sejenis dengan
kritik, jangan lupa, lakukan pula semacam kegiatan evaluasi edisi
sebelumnya setiap hendak menerbitkan konten yang baru, dan ini dilakukan
di dalam rapat redaksi.
Langkah-langkah Membuat Mading Keren
- Memilih Tema
Dalam membuat mading, Tema adalah hal
utama yang sangat-sangat penting, pikirkan tema yang semenarik mungkin,
atau kolaborasikan dengan trend atau apapun yang sedang update.
Misalnya, teman-teman bisa mengambil tema perjuangan di bulan Agustus
atau mengangkat tema keperempuanan di bulan April untuk memperingati
hari Kartini, mungkin itu adalah tema-tema yang sudah biasa teman-teman
lakukan, lantas apa yang tidak biasa? Yang tidak biasa adalah gabungkan
ide yang cukup spektakuler agar mading tersebut tidak terkesan
‘gitu-gitu’ aja. Susah? Iya sedikit, tim redaksi mading bisa mengambil
tema yang biasa dengan ‘penggarapan’ yang tidak biasa tapi tidak
terkesan norak. Semenarik mungkin yang tidak bisa didefinisikan dengan
kata-kata. Makanya, teman-teman harus benar-benar menggali akar-akar
kekreatifitasan dalam menentukan sebuah tema. Tema itu ibarat magnet,
jika berhasil membuat tema yang amazing tentu orang-orang akan tertarik.
- Merancang Sketsa
Setelah ditetapkan sebuah tema,
selanjutnya adalah meracang sketsa, sketsa yang tidak biasa. Teman-teman
bisa menggunakan bahan-bahan yang mampu membuat mading itu terlihat
bebeda. Semisal pilihlah perpaduan warna pada dasar mading, tim redaksi
bisa menggunakan cat air yang dipoles pada kertas karton atau styrofoam,
gunakanlah bahan-bahan yang ekonomis tapi mudah untuk dimodifikasi
dengan kreatif. Atau sebagai bentuk kepedulian terhadap global warming
(Pemanasan global) gunakanlah barang-barang yang ‘aman’, atau sketsa
bisa dibentuk dari kertas yang tidak terpakai, artinya dari pada dibakar
atau dibuang ‘kan bisa dikreatifitaskan menjadi bentuk-bentuk unik
sesuai tema. Buatlah desain yang tidak membosankan. Sketsa pada mading
juga mempengaruhi, usahakan sketsa benar-benar sesuai pada saat
peletakkan bahan-bahan, sehingga tidak rancu, buat sketsa yang tidak
begitu rumit untuk dinikmati, gaya simple dan sederhana boleh saja,
asal tetap terlihat ‘cantik’.
- Buatlah rubrik yang menarik
Buatlah rubrik yang begitu menakjubkan.
Karena rubrik merupakan tulang punggung madding, rubrik-rubrik yang
mampu mengakrabkan antara guru-guru dengan murid misalnya. Teman-teman
tidak mesti membuat rubrik yang formal seperti pada umumnya, justru
rubrik yang menarik adalah rubrik yang menantang. Atau bisa saja dengan
memisahkan menjadi rubik formal dan informal. Teman-teman memang harus
mempunyai kontrol media, tetapi rubrik konyol dan mengedukasilah yang
lebih ‘ngena’ kepada para pembaca karena sistem komunikasi yang
demikian lebih cepat ditangkap dan diterima. Karena rubrik juga mengulas
banyak info-info penting, maka buatlah beberapa Rubrik dengan spekulasi
info yang benar-benar sedang menjadi trend topic dan juga mampu mengedukasi semua kalangan.
- Promosikan atau Perkenalkan
Setelah melalui tahap keseluruhan, maka
tibalah waktunya bagi teman-teman untuk memprosoikan atau mengajak
khalayak agar bisa sama-sama membangun keratifitas di dalam mading. Ini
adalah proses yang tidak begitu sulit, karena mading merupakan wadah
info untuk sesama.
Nah, mungkin segitu aja tips dari saya,
mungkin teman-teman mau nambahinpun silakan, jadi, ayo buat mading untuk
menampung kreatifitas temen-temen kita. Salam kreasi!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar