ssibi26
Selasa, 14 April 2015
Jumat, 13 Februari 2015
Tugas Fiqih : Sejarah Doa Qunut MAN 1 SUMBAWA
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUH WAMAGHFIRATU WARIDWANU
HAY DENGAN
APA RUNGAN???
TA ADA PR KA SURU LENG PAK ADEL
BA LANGSUNG MO
Sebuah peristiwa tragis
kembali menimpa kaum muslimin. 70 shahabat pilihan yang merupakan para
qurra` (ahli membaca Al-Qur`an) dibantai dengan hanya menyisakan satu
orang saja. Peristiwa ini mengguratkan kesedihan yang mendalam pada diri
Rasulullah . Beliaupun mendoakan kejelekan kepada para pelakunya selama
satu bulan penuh. Inilah awal mula adanya Qunut, namun tentu saja bukan
seperti yang dipahami oleh masyarakat kebanyakan di mana dilakukan
terus menerus setiap Shalat Shubuh.
Pada bulan Shafar tahun
keempat hijriah, peristiwa ini terjadi. Ketika itu datang Abu Barra`
‘Amir bin Malik menemui Rasulullah di Madinah, kemudian oleh beliau
diajak kepada Islam. Ia tidak menyambutnya, namun juga tidak menunjukkan
penolakan.
Kemudian dia berkata: “Wahai
Rasulullah, seandainya engkau mengutus shahabat-shahabat engkau kepada
penduduk Najd untuk mengajak mereka kepada Islam, aku berharap mereka
akan menyambutnya.”
Beliau berkata: “Aku mengkhawatirkan perlakuan penduduk Najd atas mereka.” Tapi kata Abu Barra`: “Aku yang menjamin mereka.”
Kemudian Rasulullah mengutus
70 orang shahabat ahli baca Al-Qur`an, termasuk pemuka kaum muslimin
pilihan. Mereka tiba di sebuah tempat bernama Bi`r Ma’unah, sebuah
daerah yang terletak antara wilayah Bani ‘Amir dan kampung Bani Sulaim.
Setibanya di sana, mereka mengutus Haram bin Milhan, saudara Ummu Sulaim
bintu Milhan, membawa surat Rasulullah kepada ‘Amir bin Thufail. Namun
‘Amir bin Thufail tidak menghiraukan surat itu, bahkan memberi isyarat
agar seseorang membunuh Haram. Ketika orang itu menikamkan tombaknya dan
Haram melihat darah, dia berkata: “Demi Rabb Ka’bah, aku beruntung.”
Kemudian ‘Amir bin Thufail
menghasut orang-orang Bani ‘Amir agar memerangi rombongan shahabat
lainnya, namun mereka menolak karena adanya perlindungan Abu Barra`.
Diapun menghasut Bani Sulaim dan ajakan ini disambut oleh ‘Ushaiyyah,
Ri’l, dan Dzakwan. Merekapun datang mengepung para shahabat Rasulullah
lalu membunuh mereka kecuali Ka’b bin Zaid bin An-Najjar yang ketika itu
terluka dan terbaring bersama para mayat lainnya. Dia hidup hingga
terjadinya peristiwa Khandaq.
Al-Imam Al-Bukhari t menceritakan hal ini dalam Shahih-nya:
عَنْ
أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ خَالَهُ
أَخٌ لأُمِّ سُلَيْمٍ فِي سَبْعِينَ رَاكِبًا وَكَانَ رَئِيسَ
الْمُشْرِكِينَ عَامِرُ بْنُ الطُّفَيْلِ خَيَّرَ بَيْنَ ثَلاَثِ خِصَالٍ،
فَقَالَ: يَكُونُ لَكَ أَهْلُ السَّهْلِ وَلِي أَهْلُ الْمَدَرِ أَوْ
أَكُونُ خَلِيفَتَكَ أَوْ أَغْزُوكَ بِأَهْلِ غَطَفَانَ بِأَلْفٍ وَأَلْفٍ.
فَطُعِنَ عَامِرٌ فِي بَيْتِ أُمِّ فُلاَنٍ فَقَالَ: غُدَّةٌ كَغُدَّةِ
الْبَكْرِ فِي بَيْتِ امْرَأَةٍ مِنْ آلِ فُلاَنٍ، ائْتُونِي بِفَرَسِي.
فَمَاتَ عَلَى ظَهْرِ فَرَسِهِ، فَانْطَلَقَ حَرَامٌ أَخُو أُمِّ سُلَيْمٍ
وَهُوَ رَجُلٌ أَعْرَجُ وَرَجُلٌ مِنْ بَنِي فُلاَنٍ. قَالَ: كُونَا
قَرِيبًا حَتَّى آتِيَهُمْ فَإِنْ آمَنُونِي كُنْتُمْ وَإِنْ قَتَلُونِي
أَتَيْتُمْ أَصْحَابَكُمْ. فَقَالَ: أَتُؤْمِنُونِي أُبَلِّغْ رِسَالَةَ
رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَجَعَلَ يُحَدِّثُهُمْ
وَأَوْمَئُوا إِلَى رَجُلٍ فَأَتَاهُ مِنْ خَلْفِهِ فَطَعَنَهُ. قَالَ:
هَمَّامٌ أَحْسِبُهُ حَتَّى أَنْفَذَهُ بِالرُّمْحِ. قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ
فُزْتُ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ. فَلُحِقَ الرَّجُلُ فَقُتِلُوا كُلُّهُمْ
غَيْرَ اْلأَعْرَجِ كَانَ فِي رَأْسِ جَبَلٍ، فَأَنْزَلَ اللهُ عَلَيْنَا
ثُمَّ كَانَ مِنْ الْمَنْسُوخِ (إِنَّا قَدْ لَقِينَا رَبَّنَا فَرَضِيَ
عَنَّا وَأَرْضَانَا) فَدَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَلَيْهِمْ ثَلاَثِينَ صَبَاحًا عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَبَنِي
لِحْيَانَ وَعُصَيَّةَ الَّذِينَ عَصَوْا اللهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Dari Anas, bahwa Nabi
mengutus pamannya (saudara Ummu Sulaim) bersama 70 orang berkuda. Ketika
itu yang menjadi pemimpin kaum musyrikin ‘Amir bin Thufail. Dia memberi
tiga pilihan, katanya: “Untukmu penduduk Sahl dan aku penduduk Madar,
atau aku penggantimu, atau aku perangi engkau bersama penduduk Ghathafan
dengan dua ribu pasukan.”
Akhirnya ‘Amir ditikam di rumah Ummu Fulan, katanya: “Ghuddah seperti ghuddah Al-Bakri,[1]
di rumah seorang wanita Bani Fulan. Bawakan kudaku, lalu dia mati di
atas kudanya. Kemudian berangkatlah Haram saudara Ummu Sulaim, dia
seorang laki-laki pincang, dan seorang dari Bani Fulan. Katanya:
“Mendekatlah, sampai aku menemui mereka, kalau mereka menjamin
keamananku, itulah urusan kamu. Kalau mereka membunuhku, maka carilah
shahabat-shahabat kamu.”
Lalu dia berkata: “Apakah
kamu memberiku keamanan untuk menyampaikan surat Rasulullah ? Kemudian
dia mulai berbicara dengan mereka, namun ada yang memberi isyarat kepada
seseorang yang mendatanginya dari belakang lalu menikamnya. Kata
Hammam, aku kira sampai tombaknya menembus tubuhnya. Dia berkata:
“Allahu Akbar, saya beruntung, demi Rabb Ka’bah.” Lalu dikejarlah
temannya dan mereka semua dibunuh kecuali seorang yang pincang yang
berada di puncak bukit.
Allah turunkan kepada kami
ayat yang kemudian dimansukh: “Sesungguhnya kami telah menemui Rabb
kami, lalu Dia ridha kepada kami dan membuat kami ridha. Maka Nabi
mendoakan kejelekan terhadap mereka selama 30 hari; terhadap Ri’l,
Dzakwan, dan Bani Lihyan serta ‘Ushaiyyah yang mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya.”
Ibnu Hajar t dalam Fathul Bari juga memaparkan kisah yang disebutkan Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya, antara lain beliau mengatakan:
“Bahwasanya ada perjanjian
antara kaum musyrikin dengan Rasulullah . Mereka adalah kelompok yang
tidak ikut memerangi beliau. Diceritakan oleh Ibnu Ishaq dari para
masyaikhnya, demikian pula oleh Musa bin ‘Uqbah dari Ibnu Syihab, bahwa
yang mengadakan perjanjian dengan beliau adalah Bani ‘Amir yang dipimpin
oleh Abu Barra` ‘Amir bin Malik bin Ja’far si Pemain Tombak. Sedangkan
kelompok lain adalah Bani Sulaim. Dan ‘Amir bin Thufail ingin
mengkhianati perjanjian dengan para shahabat Rasulullah . Diapun
menghasut Bani ‘Amir agar memerangi para shahabat, namun Bani ‘Amir
menolak, kata mereka: “Kami tidak akan melanggar jaminan yang diberikan
Abu Barra`.” Kemudian dia menghasut ‘Ushaiyyah dan Dzakwan dari Bani
Sulaim dan mereka mengikutinya membunuh para shahabat…” demikian secara
ringkas.
Akhirnya Rasulullah melakukan
qunut selama satu bulan mendoakan kejelekan terhadap orang-orang yang
membunuh para qurra` shahabat-shahabat beliau di Bi`r Ma’unah. Belum
pernah para shahabat melihat Rasulullah begitu berduka dibandingkan
ketika mendengar berita ini.
Al-Imam Al-Bukhari mernceritakan dari Anas bin Malik :
قَنَتَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا حِينَ قُتِلَ
الْقُرَّاءُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حَزِنَ حُزْنًا قَطُّ أَشَدَّ مِنْهُ
“Rasulullah qunut selama
satu bulan ketika para qurra` itu terbunuh, dan aku belum pernah melihat
Rasulullah begitu berduka dibandingkan kejadian tersebut.”
Ibnu Jarir meriwayatkan pula dalam Tarikh-nya, sebagaimana dinukil oleh Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad
(3/247), bahwa pada saat pembantaian tersebut, ‘Amr bin Umayyah
Adh-Dhamari dan Al-Mundzir bin ‘Uqbah bin ‘Amir tinggal di pekarangan
kaum muslimin. Mereka tidak mengetahui adanya peristiwa pembantaian itu
melainkan karena adanya burung-burung yang mengitari tempat kejadian
tersebut. Akhirnya mereka melihat kenyataan yang memilukan tersebut.
Mereka berembuk apa yang akan
mereka lakukan. ‘Amr bin Umayyah berpendapat sebaiknya mereka kembali
untuk menceritakan kejadian pahit ini kepada Rasulullah , tapi
Al-Mundzir menolak dan lebih suka turun menyerang kaum musyrikin. Diapun
turun dan menyerang hingga terbunuh pula. Akhirnya ‘Amr tertawan, namun
ketika dia menyebutkan bahwa dia berasal dari kabilah Mudhar, ‘Amir
memotong ubun-ubunnya dan membebaskannya.
‘Amr bin Umayyah pulang ke
Madinah, namun setibanya di Al-Qarqarah sebuah wilayah dekat
Al-Arhadhiyah, sekitar 8 pos dari Madinah dia berhenti bernaung di bawah
sebatang pohon. Kemudian datanglah dua laki-laki Bani Kilab dan turun
bernaung di tempat itu juga. Ketika keduanya tertidur, ‘Amr menyergap
mereka dan dia menganggap bahwa telah membalaskan dendam para
shahabatnya. Ternyata keduanya mempunyai ikatan perjanjian dengan
Rasulullah yang tidak disadarinya. Setelah tiba di Madinah, dia
ceritakan semuanya kepada Rasulullah dan beliau berkata:
لَقَدْ قَتَلْتَ قَتِيْلَيْنِ َلأَدِيَنَّهُمَا
“Sungguh kamu telah membunuh mereka berdua, tentu saya akan tebus keduanya.”[2]
Inilah antara lain yang juga
menjadi penyebab terjadinya perang Bani An-Nadhir yang akan dikisahkan
pada edisi mendatang, Insya Allah.
Dari kisah ini, ulama
menyimpulkan bahwa qunut yang dilakukan oleh Rasulullah hanyalah qunut
nazilah dan itupun beliau lakukan selama satu bulan, mendoakan kejelekan
terhadap Bani Lihyan, ‘Ushaiyyah dan lain-lain. Bukan terus-menerus
sebagaimana dilakukan sebagian kaum muslimin hari ini.
Ini diriwayatkan juga oleh Al-Imam Ahmad dan lainnya dari hadits Anas bin Malik :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَنَتَ شَهْرًا ثُمَّ تَرَكَهُ
“Bahwasanya Nabi n qunut selama satu bulan lalu meninggalkannya.”
Demikian pula yang disimpulkan oleh Ibnul Qayyim dalam pembahasan masalah qunut ini, lihat kitab Zaadul Ma’ad (1/273-285).
Terakhir, beliau mengatakan bahwa yang diriwayatkan dari shahabat tentang qunut ini ada dua, yaitu:
a. Qunut ketika ada musibah atau bencana yang menimpa (nazilah)
seperti qunut yang dilakukan Ash-Shiddiq ketika para shahabat
memerangi Musailamah Al-Kadzdzab dan ahli kitab. Juga qunut yang
dilakukan ‘Umar dan ‘Ali ketika menghadapi pasukan Mu’awiyah dan
penduduk Syam.
b. Qunut yang mutlak, yang
dimaksud adalah memanjangkan rukun shalat (seperti berdiri, atau sujud
dan lainnya) untuk berdoa dan memuji Allah.
Wallahu a’lam.
Biografi AL MALIKI
Ayah beliau, Sayyid Alwi bin Abbas Almaliki (kelahiran Makkah th 1328H), seorang alim ulama terkenal dan ternama di kota Makkah. Disamping aktif dalam berdawah baik di Masjidil Haram atau di kota kota lainnya yang berdekatan dengan kota Makkah seperti Thoif, Jeddah dll, Sayyid Alwi Almaliki adalah seorang alim ulama yang pertama kali memberikan ceramah di radio Saudi setelah salat Jumat dengan judul "Hadist al-Jumah".
Begitu pula ayah beliau adalah seorang Qadhi yang selalu di panggil masyarakat Makkah jika ada perayaan pernikahan.Selama menjalankan tugas da'wah, Sayyid Alwi bin Abbas Almaiki selalu membawa kedua putranya Muhammad dan Abbas. Mereka berdua selalu mendampinginya kemana saja ia pergi dan berceramah baik di Makkah atau di luar kota Makkah. Adapun yang meneruskan perjalanan dakwah setelah wafat beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki dan Sayyid Abbas selalu berurusan dengan kemaslahatan kehidupan ayahnya.
Sebagaimana adat para Sadah dan Asyraf ahli Makkah, Sayyid Alwi Almaliki selalu menggunakan pakaian yang berlainan dengan ulama yang berada di sekitarnya. Beliau selalu mengenakan jubbah, serban (imamah) dan burdah atau rida yang biasa digunakan dan dikenakan Asyraf Makkah.
Setelah wafat Sayyid Alwi Almaiki, anaknya Sayyid Muhammad tampil sebagai penerus ayahnya. Dan sebelumnya ia selalu mendapatkan sedikit kesulitan karena ia merasa belum siap untuk menjadi pengganti ayahnya. Maka langkah pertama yang diambil adalah ia melanjutkan studi dan ta'limnya terlebih dahulu. Beliau berangkat ke Kairo dan Universitas al-Azhar Assyarif merupakan pilihanya. Setelah meraih S1, S2 dan S3 dalam fak Hadith dan Ushuluddin beliau kembali ke Makkah untuk melanjutkan perjalanan yang telah di tempuh sang ayah. Disamping mengajar di Masjidi Haram di halaqah, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universiatas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil menggarap untuk membuka majlis ta'lim dan pondok di rumah beliau.
Adapun pelajaran yang di berikan baik di masjid haram atau di rumah beliau tidak berpoin kepada ilmu tertentu seperti di Universitas. Akan tetapi semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima dan semua bisa mencicipi apa yang diberikan Sayyid Maliki. Maka dari itu beliau selalu menitik-beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid per hari yang biasa dilakukan selepas sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah. Begitu pula setiap bulan Ramadan dan hari raya beliau selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat. Semua di sisinya sama tamu-tamu dan murid murid, semua mendapat penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama-sama.
Dari rumah beliau telah keluar ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke suluruh pelosok permukaan bumi. Di mana negara saja kita dapatkan murid beliau, di India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia yang merupakan sebagai orbit dahwah sayid Muhammad Almaliki, ribuan murid murid beliau yang bukan hanya menjadi kyai dan ulama akan tetapi tidak sedikit dari murid2 beliau yang masuk ke dalam pemerintahan.
Di samping pengajian dan taklim yang rutin di lakukan setiap hari pula beliau telah berusaha mendirikan pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit, semua berdatangan dari seluruh penjuru dunia, belajar, makan, dan minum tanpa di pungut biaya sepeser pun bahkan beliau memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk menyiarkan agama.
Sayid Muhammad Almaliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih-lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah.thariqahnya.
Dalam kehidupannya beliau selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirianya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan usaha menjawab dengan hikmah dan menklirkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang jitu bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu dan berkesudahan. Beliau tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta'lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang orang yang tidak bersependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Quran dan Sunah. Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki, mereka pintar-pintar dan terpelajar. Di samping menguasai bahasa Arab, mereka menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan marja' dan reference di negara-negara mereka. Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah dengannya
Karya Tulis Beliau
Di samping tugas beliau sebagai da'i, pengajar, pembibing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama, beliau pula seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab2 beliau yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll.
Sayyid Muhammad merupakan seorang penulis prolifik dan telah menghasilkan hampir seratus buah kitab. Beliau telah menulis dalam pelbagai topik agama, undang-undang, social serta sejarah, dan kebanyakan bukunya dianggap sebagai rujukan utama dan perintis kepada topik yang dibicarakan dan dicadangkan sebagai buku teks di Institusi-institusi Islam di seluruh dunia. Kita sebutkan sebahagian hasilnya dalam pelbagai bidang:
Aqidah:
1. Mafahim Yajib an Tusahhah
2. Manhaj As-salaf fi Fahm An-Nusus
3. At-Tahzir min at-Takfir
4. Huwa Allah
5. Qul Hazihi Sabeeli
6. Sharh 'Aqidat al-'Awam
Tafsir:
1. Zubdat al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an
2. Wa Huwa bi al-Ufuq al-'A'la
3. Al-Qawa'id al-Asasiyyah fi 'Ulum al-Quran
4. Hawl Khasa'is al-Quran
Hadith:
1. Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-Sharif
2. Al-Qawa'id al-Asasiyyah fi 'Ilm Mustalah al-Hadith
3. Fadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihi
4. Anwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik
Sirah:
1. Muhammad (Sallallahu Alaihi Wasallam) al-Insan al-Kamil
2. Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah
3. 'Urf al-Ta'rif bi al-Mawlid al-Sharif
4. Al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa M'iraj Khayr al-Bariyyah
5. Al-Zakha'ir al-Muhammadiyyah
6. Zikriyat wa Munasabat
7. Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra
Usul:
1. Al-Qawa'id al-Asasiyyah fi Usul al-Fiqh
2. Sharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al-Fiqh
3. Mafhum al-Tatawwur wa al-Tajdid fi al-Shari'ah al-Islamiyyah
Fiqh:
1. Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa 'Alamiyyatuha
2. Shawariq al-Anwar min Ad'iyat al-Sadah al-Akhyar
3. Abwab al-Faraj
4. Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar
5. Al-Husun al-Mani'ah
6. Mukhtasar Shawariq al-Anwar
Lain-lain:
1. Fi Rihab al-Bayt al-Haram (Sejarah Makkah)
2. Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-'Asabiyyah (Kajian Berkaitan Orientalis)
3. Nazrat al-Islam ila al-Riyadah (Sukan dalam Islam)
4. Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da'wah ila Allah (Teknik Dawah)
5. Ma La 'Aynun Ra'at (Butiran Syurga)
6. Nizam al-Usrah fi al-Islam (Peraturan Keluarga Islam)
7. Al-Muslimun Bayn al-Waqi' wa al-Tajribah (Muslimun, Antara Realiti dan Pengalaman)
8. Kashf al-Ghumma (Ganjaran Membantu Muslimin)
9. Al-Dawah al-Islahiyyah (Dakwah Pembaharuan)
10. Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad (Koleksi Ucapan)
11. Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah (Kemulian Ummah Islamiyyah)
12. Usul al-Tarbiyah al-Nabawiyyah (Metodologi Pendidikan Nabawi)
13. Nur al-Nibras fi Asanid al-Jadd al-Sayyid Abbas (Kumpulan Ijazah Datuk beliau, As-Sayyid Abbas)
14. Al-'Uqud al-Lu'luiyyah fi al-Asanid al-Alawiyyah (Kumpulan Ijazah Bapa beliau, As-Sayyid Alawi)
15. Al-Tali' al-Sa'id al-Muntakhab min al-Musalsalat wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)
16. Al-'Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al-Athbah wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)
Catatan diatas adalah kitab As-Sayyid Muhammad yang telah dihasilkan dan diterbitkan. Terdapat banyak lagi kitab yang tidak disebutkan dan juga yang belum dicetak.Kita juga tidak menyebutkan berapa banyak karya tulis yang telah dikaji, dan diterbitkan untuk pertama kali, dengan ta'liq (catatan kaki) dan komentar dari As-Sayyid Muhammad. Secara keseluruhannya, sumbangan As-Sayyid Muhammad amat agung.Banyak hasil kerja As-Sayyid Muhammad telah diterjemahkan ke pelbagai bahasa.
Mafahim Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan) adalah salah satu kitab karya Sayyid Muhammad, red.) bersinar layaknya suatu kemilau mutiara. Inilah seorang manusia yang menantang rekan-rekan senegaranya, kaum Salafi-Wahhabi, dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka.
Untuk keberanian intelektualnya ini, Sayyid Muhammad dikucilkan dan dituduh sebagai "seorang yang sesat". Beliau pun dicekal dari kedudukannya sebagai pengajar di Haram (yaitu di Masjidil Haram, Makkah, red.). Kitab-kitab karya beliau dilarang, bahkan kedudukan beliau sebagai professor di Umm ul-Qura pun dicabut. Beliau ditangkap dan passport-nya ditahan. Namun, dalam menghadapi semua hal tersebut, Sayyid Muhammad sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah. Beliau tak pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ilmu (pengetahuan) dan tasawwuf.
Pada akhir hayatnya yang berkenaan dengan adanya kejadian teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram Syeikh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti "Hiwar Fikri" di Makkah yang diadakan pada tg 5 sd 9 Dhul Q'idah 1424 H dengan judul "Al-qhuluw wal I'tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah", di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist. Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul "Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama". Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da'wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas.
Pada tanggal 11/11/1424, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan da'wah.
Beliau wafat hari jumat tanggal 15 ramadhan 1425 dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma'la disamping kuburan istri Rasulullah Sayyidah Khadijah binti Khuwailid ra. Dan yang menyaksikan penguburan beliau seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negeri.
Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, semua menyaksikan janazah beliau setelah disembahyangkan di Masjidil Haram ba'da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza'. Dan di hari terakhir `Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat.
Semoga kita bisa meneladani beliau. Amien.
Jumat, 30 Januari 2015
SOAL UN FIQIH
51. …..
إنّ هـذين حـرام على ذكـور أمّــتى
Jenis
bayan yang terdapat dalam hadis tersebut adalah …..
a. … بيان بالقول
b. … بيان بالفعل
c. … بيان بالترك
d. … بيان بالإشارة
e. … بيان بالسكوت
52. ……
صـلوا كما رأيتمـوني أصلي
Jenis
bayan yang terdapat dalam hadis tersebut adalah …..
a. … بيان بالقول
b. … بيان بالفعل
c. … بيان بالترك
d. … بيان بالإشارة
e. … بيان بالسكوت
53. ….
كان آخـر الأمرين منه صلى الله عليه وسلم
عـدم الـوضوء ممـا مسّـت النــار
Jenis
bayan yang terdapat pada ayat tersebut adalah …..
a. … بيان بالقول
b. … بيان بالفعل
c. … بيان بالترك
d. … بيان بالإشارة
e. … بيان بالسكوت
54. Berikut
ini lafaz yang mempunyai makna muradif dengan kata “ الصلاة
“ adalah …..
a. … الربا
b. … التعبد
c. … الدعاء
d. … العبادة
e. … الزكوة
55. ….
والليـل إذا عسـعس ( التكوير : 17 )
Lafaz “ عسـعـس
“ termasuk musytarak, karena …..
a. Mengandung makna yang pasti
b. Mengandung makna yang global
c. Mengandung lebih dari
dua makna
d. Mengandung dua makna yaitu pergi dan
datang
e. Mengandung makna yang belum jelas,
pergi atau datang
56. .
… وأحـلّ الله البـيع وحـرم الـربا
(البقرة : 278)
Ayat
tersebut menjelaskan halalnya jual beli dan haramnya riba. Lafaz البيع dan الربا termasuk dalam kaidah …..
a. Khas
b. ‘amm
c. Mufassar
d. Mubayyan
e. Muqayyad
57. ….
والذين يظاهرون من نسـائهم ثمّ يعـودون لما
قـالوا فتحـرير رقبـة ....
(المجادلة : 3)
Lafaz
yang bergaris bawah diatas mengandung makna mutlak, karena …..
a. Lafaz tersebut dibatasi oleh lafaz lain
b. Lafaz yang tidak mungkin ditakwilkan
c. Lafaz yang
menunjukkan makna ganda
d. Lafaz tersebut tidak terikat oleh lafaz
lain
e. Lafaz tersebut memungkinkan untuk
ditakwilkan
58. … فمن لم يجـد فصيـام شهرين متتـابعين من قبـل أن يتمـاسـا ...... (
المجادلة : 4 )
Lafaz
“ شهرين
“ pada ayat diatas termasuk muqayyad karena …..
a. Lafaz “ شهرين
“ diberi sifat “ متتـابعين “
b. Dibolehkan berpuasa dua bulan kapan
saja
c. Menunjukkan kewajiban
berpuasa dua bulan
d. Lafaz “ شهرين
“ menjadi mudhaf ilaih dari lafaz “ صيـام “
e. Lafaz “ شهرين
“ dibatasi dengan lafaz “ من قبـل أن يتمـاســا
“
59. Jika
persoalan dan hokum dalam nas itu sama, serta keadaan mutlak dan muqayyadnya
terdapat pada hokum, maka harus berpegang kepada …..
a. Khas
b. ‘amm
c. Mutlaq
d. Muqayyad
e. Masing-masing lafaz
60. Jika
persoalan dan hokum kedua nas itu sama, serta keadaan mutlaq dan muqayyadnya
terdapat pada sebab hokum, maka harus berpegang kepada …..
a. Khas
b. ‘amm
c. Mutlaq
d. Muqayyad
e. Mubayyan
61. Jika
persoalannya berbeda dan hukumnya sama, maka menurut jumhur ulama Syafi’iyah
harus berpegang kepada …..
a. Khas
b. ‘amm
c. Mutlaq
d. Muqayyad
e. Mubayyan
62. Jika
persoalan sama dan hokumnya berbeda, maka menurut jumhur ulama Syafi’iyah dan
Hanafiyah harus berpegang kepada …..
a. Khas
b. ‘amm
c. Mutlaq
d. Muqayyad
e. Masing-masing lafaz
63. Jika
persoalan sama dan hokum berbeda, maka menurut ulama Malikiyah dan Hanabilah
harus berpegang kepada …..
a. Khas
b. ‘amm
c. Mutlaq
d. Muqayyad
e. Masing-masing lafaz
64. Jika
persoalan berbeda dan hukumnya berbeda juga, maka harus berpegang kepada …..
a. Khas
b. ‘amm
c. Mutlaq
d. Muqayyad
e. Masing-masing lafaz
65. … يـد الله فــوق أيـديـهم
( الفتح : 10 )
Makna
zahir dari lafaz “ يـد
الله “ adalah …..
a. Arsy Allah
b. Tangan Allah
c. Ayat-ayat Allah
d. Kebesaran Allah
e. Kekuasaan Allah
66. …. الـرحمن على العـرش استـوى ( طه : 5 )
Takwil
kata “istawa” pada ayat diatas adalah …..
a. Meniduri
b. Bergelayut
c. Menguasai
d. Menduduki
e. Duduk bersila
67. Diharamkan
memukul kedua orang tua berdasarkan firman Allah “ فلا تـقـل لهما أفّ
“. Pernyataan diatas termasuk …..
a. Bayan ayat
b. Takwil ayat
c. Zahir ayat
d. Manthuq ayat
e. Mafhum ayat
68. Menyatakan
keharaman memukul kedua orang tua berdasarkan larangan mengatakan “ah” seperti
yang disebutkan QS. Al-Isra ayat 23, adalah termasuk …..
a. Qiyas adna
b. Qiyas bayan
c. Qiyas syibhi
d. Qiyas awlawi
e. Qiyas musawi
69. Keharaman
membakar harta anak yatim disamakan hukumnya dengan keharaman memakan harta
anak yatim, karena keduanya sama-sama menghilangkan harta anak yatim, adalah
termasuk …..
a. Manthuq nas
b. Manthuq zihar
c. Lahnul khithab
d. Fahwal khithab
e. Mafhum mukhalafah
70. Hukum
bolehnya makan dan minum pada bulan Ramadhan sampai terbit fajar terkandung
pemahaman akan haramnya makan dan minum setelah terbitnya fajar, adalah
termasuk …..
a. Mafhum sifat
b. Mafhum syarat
c. Mafhum hasyr
d. Mafhum laqab
e. Mafhum ghayah
71. Halalnya
suami memakan sebagian dari maskawin istrinya harus disertai adanya keikhlasan
penyerahan dari istrinya, hal ini memberikan pemahaman bahwa jika istrinya
tidak rela memberikannya, maka haram hukumnya bagi suami memakan sebagian
maskawin istrinya tersebut, adalah termasuk …..
a. Mafhum sifat
b. Mafhum syarat
c. Mafhum hasyr
d. Mafhum laqab
e. Mafhum ghayah
72. Berikut
ini yang bukan bagian dari syarat-syarat Nasikh adalah …..
a. Nasikh berupa hukum syara’
b. Nasikh bukan berupa ijma’ dan qiyas
c. Dalil nasikh terpisah
dari dalil mansukh
d. Nasikh datang lebih dahulu daripada
mansukh
e. Nasikh lebih kuat dari mansukh atau
seimbang
73. Agar
seorang ulama dapat disebut mujtahid mutsaqil setelah terpenuhinya
syarat-syarat umum sebagai mujtahid, maka …..
a. Dia boleh tidak terikat dengan
mazhabnya dalam beberapa masalah furu’
b. Dia harus mampu memilih pendapat yang
kuat dari pendapat para imam mazhabnya
c. Dia harus mampu
berijtihad sendiri dengan menerapkan metode mazhab tertentu
d. Dia harus mampu berijtihad sendiri
dalam masalah-masalah yang belum diterapkan hukumya oleh imam mazhab
e. Dia harus mampu berijtihad dalam
berbagai hokum syara’ berdasarkan hasil kajiannya sendiri dari terikat kepada
mazhab lain
74. Yang
dimaksud dengan istilah “ta’arudh al-adillah” adalah …..
a. Perlawanan antara logika dan nash
b. Perlawanan antara al-Qur’an dengan
al-Sunnah
c. Persamaan kandungan
dalil-dalil yang sederajat
d. Perlawanan antara kandungan dua dalil
yang tidak bisa dikompromikan
e. Persamaan penafsiran dalil-dalil yang
satu dengan yang lain saling berlawanan
75. Jika
ada dua hadis yang kontradiktif, maka diantara cara mentarjihnya adalah …..
a. Meninggalkan hadis walau perawinya
bersifat adil
b. Mendahulukan hadis masyhur daripada
hadis shahih
c. Mengambil hadis yang termasuk dalam “ الأحاديث القـدسيـة “
d. Mendahulukan hadis yang perawinya
tsiqah daripada yang perawinya tidak tsiqah
e. Meninggalkan hadis dan hanya berpegang
pada nash al-Qur’an yang ayat-ayatnya tidak mutasyabihat
76. Seseorang berwudhu mengikuti cara Imam
Syafi’iy. Setelah berwudhu, ia bersentuhan dengan wanita yang bukan muhrimnya,
ia menyatakan wudhunya tidak batal berlandaskan pada pendapat imam lain selain
Imam Syaf’iy. Perbuatan tersebut termasuk …..
a. Qiyas
b. Talfiq
c. Tarjih
d. Taklid
e. Ijtihad
77. Yang
dimaksud dengan istilah “al-mahkum fih” adalah ….
a. Mukallaf
b. Hukum syar’i
c. Hukum taklifi
d. Pembuat hukum
e. Perbuatan mukallaf
78. Seseorang
disebut “al-mahkum alaih” jika terpenuhi syarat ….
a. Islam, balig, berakal
b. Islam, merdeka, balig
c. Islam, tamyiz,
berakal, sehat badan
d. Islam, balig, berakal, sehat badan
79. … يا أيهـا الذين آمنـوا أوفـوا بالعـقـود ( المائدة : 1 )
Hukum
wajib yang diambil dari ayat diatas yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf
adalah memenuhi janji. Dalam hal ini, perbuatan mukallaf yang berkenaan dengan
hokum syara’ berupa memenuhi janji termasuk
…
a. Mukallaf
b. Musyari’
c. Al-Tasyri’
d. Mahkum fih
e. Mahkum ‘alaih
80. Setiap
orang Islam yang sudah balig memiliki taklif berupa shalat lima waktu dalam
sehari semalam, karena shalat merupakan perbuatan syara’ yang harus ditunaikan.
Dalam hal ini, orang Islam yang melaksanakan perbuatan syara’ tersebut termasuk
…..
a. Mukallaf
b. Musyari’
c. Al-Tasyri’
d. Mahkum fih
e. Mahkum ‘alaih
81. Berikut
ini adalah beberapa fungsi hadis sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah
Al-Qur’an, kecuali …..
a. Mentakhsish keumuman dalam al-Qur’an
b. Menguatkan hokum yang ada dalam
al-Qur’an
c. Menjelaskan yang
mubham dalam al-Qur’an
d. Meniadakan hokum dalam al-Qur’an yang
berlawanan
e. Membuat hokum baru yang belum ada dalam
al-Qur’an
82. Ketika
semua ulama sepakat mengatakan bahwa hokum sesuatu ini haram atau halal, maka
ijma’ seperti ini termasuk jenis …..
a. Ijma’ fi’li
b. Ijma’ fardi
c. Ijma’ qauli
d. Ijma’ taqriri
e. Ijma’sukuti
83. Menjaga
tujuan syara’ dengan jalan menolak mafsadat (kerusakan) atau madharat dari
makhluk adalah fungsi dari …..
a. ‘Urf
b. Istiksar
c. Istihab
d. Maslahah mursalah
e. Syar’u man qablana
84. Menghalangi
orang dari perbuatan maksiat dengan menutup (mengaharamkan) jalan kemaksiatan
tersebut, adalah fungsi …..
a. Istishab
b. Dilalatul iqtiran
c. Mazhab shahabi
d. Syaddu ad-dzara’iy
e. Maslahah al-mursalah
85. Seorang
wanita yang sedang haid boleh membaca al-Qur’an dengan alasan memberi
kesempatan memperoleh ibadah saat sedang tidak suci. Hal ini didasarkan pada
ketentuan …..
a. Qiyas
b. Istishab
c. Istihsan
d. Ijtihad
e. Syar’u man qablana
86. Diharamkan
seorang wanita membaca al-Qur’an ketika ia sedang haid, karena dalam keadaan
tidak suci yang dipersamakan hukumnya dengan orang yang sedang junub. Penyamaan
hukum berdasarkan ‘illat tersebut dinamakan …..
a. Qiyas
b. Istishab
c. Istihsan
d. Ijtihad
e. Syar’u man qablana
87. Tujuan
dari berdirinya khilafah adalah …..
a. Menyamaratakan kekayaan rakyat
b. Memberikan hak berpolitik pada muslimin
c. Mensejahterakan
pemimpin dalam tugasnya
d. Mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur
e. Mewujudkan kesejahteraaan berdasarkan
strata sosial
88. Salah
satu fungsi majlis syura adalah …..
a. Menjadi oposisi pemerintah
b. Lembaga elit Negara yang absolute
c. Menerbitkan peraturan
pemerintah
d. Mengadili kepala Negara saat melakukan
korupsi
e. Mewakili rakyat dalam bermusyawarah
dengan pemerintah
89. Salah
satu kewajiban majelis syura sebagai lembaga tertinggi Negara adalah …..
a. Menentukan hokum taklifi bagi mukallaf
b. Mengajukan terpidana ke mahkamah Negara
c. Memilih pemimpin
agama untuk setiap wilayah
d. Menjalankan roda pemerintahan agar
sesuai dengan hokum Allah
e. Membuat UU bersama khalifah demi
melaksanakan hokum Allah
90. Dalam
Islam, hokum berperang melawan musuh yang telah memasuki wilayah Negara dan
mengancam setiap warga adalah …..
a. Wajib
b. Fardhu ‘ain
c. Fardhu kifayah
d. Sunnah mu’akkadah
e. Sunnah ghairu mu’akkadah
91. Diantara
etika berperang yang salah menurut Islam adalah …..
a. Menawan musuh yang kalah
b. Membunuh musuh yang bersenjata
c. Menggunakan peralatan
perang yang lengkap
d. Membuat penjara untuk musuh yang
tertawan
e. Membunuh kaum wanita dari kalangan
musuh
92. Contoh
perlakuan umat Islam terhadap ahli al-dzimmah yang dipandang salah oleh syara’
adalah …..
a. Memerangi ahl al-dzimmah yang
berkhianat
b. Mewajibkan ahl al-dzimmah untuk
membayar jizyah
c. Membela ahl
al-dzimmah ketia dizalimi oleh orang Islam
d. Memaksa ahl al-dzimmah tunduk kepada
aturan Negara Islam
e. Membedakan hak perlindungan antara ahl
al-dzimmah dan muslimin
93. Ada
orang yang sudah cukup umur, berpeghasilan tetap, mampu menafkahi, dan
dikhawatirkan terjerumus dalam perzinaan. Nikah bagi orang tersebut hukumnya
…..
a. Wajib
b. Sunnah
c. Mubah
d. Makruh
e. haram
94. Salah
satu kandungan pasal 7 Undang-undang No. 1 tahun 1974 adalah …..
a. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut
undang-undang yang berlaku
b. Perkawinan harus didasarkan atas
persetujuan kedua calon mempelai
c. Perkawinan adalah
sah, apabila dilakukan menurut hokum masing-masing agamanya dan kepercayaannya
itu
d. Tujuan perkawinan adalah membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
e. Perkawinan hanya diizinkan jika pihak
pria sudah mencapai umur 19 tahun da pihak wanita sudah mencapai 16 tahun
95. Suami
tidak boleh rujuk kembali, kecuali mantan isterinya pernah menikah dengan
laki-laki lain, adalah pengertian dari talak …..
a. Ba’in
b. Raj’iy
c. Bid’iy
d. Ba’in kubra
e. Ba’in sughra
96. Perempuan
mandul yang dicerai suaminya, masa iddahnya adalah …..
a. 3 bulan
b. 3 kali suci
c. 3 bulan 10 hari
d. 4 bulan 10 hari
e. Tidak perlu ber’iddah
97. Seorang
balita berumur 2 tahun membutuhkan pengasuhan, sementara ayah dan ibunya telah
bercerai. Jenis hadhanah yang layak diperolehnya adalah …..
a. Hadhanah al-ab
b. Hadhanah al-umm
c. Hadhanah al-usrah
d. Hadhanah al-hakim
e. Hadhanah al-gharib
98. Salah
satu penyebab munculnya mazhab-mazhab fikih adalah …..
a. Dibukukannya hadis-hadis Rasulallah saw
b. Terbukanya pintu ijtihad bagi setiap
mujtahid
c. Nalar muslimin dalam
memahami al-Qur’an meningkat
d. Terjadinya peperangan antar suku
setelah Nabi saw wafat
e. Melemahnya kemampuan berijtihad di
kalangan umat Islam
99. Salah
satu imam yang mazhabnya menjadi rujukan adalah Imam Malik bin Anas.
Karakteristik dari Mazhab Maliki adalah ….
a. Lebih mendahulukan ra’yu daripada hadis
b. Hanya bertumpu pada qur’an dan hadis
saja
c. Menggunakan ra’yu
seimbang dengan hadis
d. Menjadikan perbuatan penduduk Madinah
sebagai landasan hokum
e. Berpegang teguh pada hadis walaupun
hadis tersebut berkedudukan ahad
100. Ulama yang
berpendapat bahwa bersentuhan kulit antara lawan jenis tidak membatalkan wudhu
adalah …..
a. Imam Rafi’iy
b. Imam Syafi’iy
c. Imam Nawawi
d. Imam Ghazali
e. Imam Abu hanifah
101. Ulama
yang berpendapat tentang bolehnya seorang suami mencampuri istri yang baru suci
dari haid tetapi belum mandi, jika suci haidnya melebihi batas waktu yang
ditentukan adalah …..
a. Imam Maliki
b. Imam Syafi’iy
c. Imam Abu Hanifah
d. Imam Daud Zahiri
e. Imam Ahmad ibnu Hanbal
102. Ulama
yang berpendapat bahwa menutup aurat dalam shalat merupakan salah satu sunnah
dari shalat adalah …..
a. Imam Maliki
b. Imam Syafi’iy
c. Imam Abu Hanifah
d. Imam Daud Zahiri
e. Imam Ahmad ibnu Hanbal
103. Seorang meninggal dunia, ahli warinya :
seorang anak perempuan, suami dan bapak. Harta warisan yang ditinggalkannya
sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah). Berapa rupiahkah bagian yang
diterima oleh anak perempuan ?
a. Ashabah
b. Rp. 1.000.000,-
c. Rp. 2.000.000,-
d. Rp. 3.000.000,-
e. Rp. 3.500.000,-
104. Jika seseorang berwasiat agar
sepersepuluh harta warisannya diberikan kepada pembantunya dan dapat diperoleh
setelah ia meninggal, maka hokum wasiat tersebut adalah …..
a. Wajib
b. Sunnah
c. Mubah
d. Makruh
e. Haram
105. Seorang anak perempuan bersama dua
orang anak laki-laki, jika harta warisan yang ditinggalkan sebesar Rp.
12.500.000,- (Dua belas juta lima ratus ribu rupiah), maka jumlah uang yang
diterima seorang anak perempuan adalah sebesar …..
a. Rp. 7.500.000,-
b. Rp. 6.000.000,-
c. Rp. 5.000.000,-
d. Rp. 2.500.000,-
e. Rp. 2.000.000,-
106. Apabila seorang wanita yang sudah
menjadi janda melakukan perzinaan, maka hukuman yang pantas baginya adalah …..
a. Dicambuk 100 kali kemudian dinikahkan
dengan pasangan zinanya
b. Dirajam dengan cara dilempari batu
sampai mati
c. Dicambuk 100 kali
kemudian dirajam
d. Diisolasi selama 1 tahun dan dicambuk
100 kali
e. Diasingkan dalam kehidupan
bermasyarakat sampai akhir hayatnya
107. Diantara ciri-ciri pencurian yang
pelakunya dapat dikenakan sanksi hudud adalah …..
a. Barang yang dicuri berupa sesuatu yang
tidak memiliki nilai dan tidak berguna
b. Pencurinya adalah ayah kandung dari
pemilik barang yang dicuri
c. Pencuri memiliki
andil dalam kepemilikan barang yang dicuri
d. Pencurian yang dilakukan oleh anak yang
belum tamyiz
e. Pencurian yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi
108. Salah satu hikmah dari pelaksanaan
pembayaran diyat adalah …..
a. Memberikan efek jera kepada pelaku
penganiayaan dan mencegah timbulnya kezaliman
b. Untuk membantu orang-orang kaya agar
terlepas dari ancaman hukuman qishash
c. Mengatur sanksi hukum
agar sesuai dengan kemampuan pelaku
d. Mengurangi tingkat kejahatan di
masyarakat yang taat bkepada aturan agama
e. Membantu pemerintahIslam dalam
menimbulkan wibawa penguasa dalam bidang hukum
109. Sesorang melempar kerikil kea rah
anjing. Ternyata lemparanya itu mengenai sesorang hingga meninggal dunia.
Sanksi yang layak untuk pelempar tersebut adalah …..
a. Diyat mukhaffafah dan kaffarat
b. Diyat mughallazah
c. Diyat mukhaffafah
d. Diyat dan kafarat
e. Kafarat
110. Seorang guru merasa kesal terhadap
sikap salah seorang santrinya yang nakal. Kemudian ia memukul santri tersebut
dengan menggunakan sepotong kayu kecil dengan tidak keras. Pukulan itu
mengakibatkan santri tersebut meninggal dunia. Pembunuhan tersebut termasuk
kategori …..
a. .قتل العمد والخطأ
b. .قتل شبه الخطأ
c. .قتل الخطأ
d. .قتل العمد
e. .قتل شبه العمد
111. Melalui khamr setan bermaksud
menimbulkan konflik permusuhan dan kebencian antarsesama manusia. Bunyi
dalil yang sesuai dengan pernyataan
diatas adalah …..
a. .أن النبي كان يضرب فى الخمر بالنعال والجريد أربعين (الحديث)
b. .يسألونك عن الخمر والميسر قل فيهما إثم كبير ومنافع
للناس....
c. .ياأيهاالذين آمنوا لاتقربوا الصلاة وأنتم
سكارى حتى تعلموا ما تقولون....
d. .إنما يريد الشيطان أن يوقع بينكم العداوة والبغضاء فى الخمر
والميسر ويصدكم عن ذكرالله..
e. ياأيها الذين آمنوا إنما الخمر والميسر والأنصاب والأزلام رجس من
عمل الشيطان فاجتنبوه ....
112. Pada awal abad ke-3 H, salah satu tahap
sejarah perkembangan Ushul Fiqh adalah …..
a. Ushul Fiqh membuka pintu ijtihad bagi
setiap orang
b. Ushul Fiqh menyatu dalam kajian tafsir
dan belum berdiri sendiri
c. Ushul Fiqh mulai
dibukukan dalam kitab al-Risalah karya Asy-Syafi’iy
d. Ushul Fiqh menjadi bidang keilmuan yang
menimbulkan perbedaan mazhab
e. Ushul Fiqh menjadi satu-satunya ilmu
yang digunakan untuk memahami al-Qur’an
113. Basri melamar pacarnya yang bernama
Mufidah untuk menjadi isterinya, namun Mufidah menolak lamarannya karena merasa
belum siap berumah tangga. Basri menjadi murka. Suatu hari Mufidah diajak Basri
makan siang di restoran, Basri mencampuri racun pada minuman Mufidah, sehingga
meninggal dunia. Hukuman yang layak bagi Basri adalah qishash, namun dapat
diganti dengan diyat mughallazah dan kafarat jika …..
a. Diberikan diyat kepada keluarga
terbunuh
b. Dimaafkan oleh keluarga terbunuh
c. Disuruh oleh keluarga
terbunuh
d. Diizinkan oleh keluarga terbunuh
e. Diberikan kafarat kepada keluarga
terbunuh
114. Pada masa Imam Syafi’i yakni pada
sekitar abad ke-3 Hijriah, peranan Ushul Fiqh dalam perkembangan fiqh adalah
…..
a. Ushul Fiqh terfokus pada bahasan fiqh
siyasah
b. Ushul Fiqh menjadi pondasi mujtahid
dalam membangun mazhab baru
c. Ushul Fiqh menjadi
metode yang paling utama dalam berdebat seputar hukum
d. Ushul Fiqh menjadi landasan mujtahid
dalam istinbath hukum dari al-Qur’an dan as-Sunnah
e. Ushul Fiqh menjadi disiplin ilmu yang
sangat berpengaruh bagi perkembangan hukum di Timur Tengah
115. Dalam konsep ilmu Ushul Fiqh, fungsi
al-Hakim adalah …..
a. Memaksakan hukum kepada mukallaf tanpa
adanya dispensasi (rukhsah)
b. Menetapkan hukum yang berkaitan dengan
setiap tindakan mukallaf
c. Memaksa mukallaf agar
tunduk patuh kepada aturan hukum wadh’iy
d. Membatasi ruang gerak mukallaf dalam menikmati
kehidupan dunia
e. Mengawasi pelaksanaan undang-undang
116. Ilmu yang membahas kaidah-kaidah yang
digunakan untuk merumuskan hukum syara’ dengan menggunakan dalil-dalil yang
rinci adalah ilmu …..
a. Fiqih
b. Ushul Fiqih
c. Ijtihad Fardhi
d. Ijma’ Sharih
e. Syari’at Islam
Langganan:
Komentar (Atom)