Lamborghini Logo

Jumat, 13 Februari 2015

Tugas Fiqih : Sejarah Doa Qunut MAN 1 SUMBAWA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUH WAMAGHFIRATU WARIDWANU

HAY  DENGAN 
APA RUNGAN???
TA ADA PR KA SURU LENG PAK ADEL
BA LANGSUNG MO
Sebuah peristiwa tragis kembali menimpa kaum muslimin. 70 shahabat pilihan yang merupakan para qurra` (ahli membaca Al-Qur`an) dibantai dengan hanya menyisakan satu orang saja. Peristiwa ini mengguratkan kesedihan yang mendalam pada diri Rasulullah . Beliaupun mendoakan kejelekan kepada para pelakunya selama satu bulan penuh. Inilah awal mula adanya Qunut, namun tentu saja bukan seperti yang dipahami oleh masyarakat kebanyakan di mana dilakukan terus menerus setiap Shalat Shubuh.
Pada bulan Shafar tahun keempat hijriah, peristiwa ini terjadi. Ketika itu datang Abu Barra` ‘Amir bin Malik menemui Rasulullah  di Madinah, kemudian oleh beliau diajak kepada Islam. Ia tidak menyambutnya, namun juga tidak menunjukkan penolakan.
Kemudian dia berkata: “Wahai Rasulullah, seandainya engkau mengutus shahabat-shahabat engkau kepada penduduk Najd untuk mengajak mereka kepada Islam, aku berharap mereka akan menyambutnya.”
Beliau berkata: “Aku mengkhawatirkan perlakuan penduduk Najd atas mereka.” Tapi kata Abu Barra`: “Aku yang menjamin mereka.”
Kemudian Rasulullah  mengutus 70 orang shahabat ahli baca Al-Qur`an, termasuk pemuka kaum muslimin pilihan. Mereka tiba di sebuah tempat bernama Bi`r Ma’unah, sebuah daerah yang terletak antara wilayah Bani ‘Amir dan kampung Bani Sulaim. Setibanya di sana, mereka mengutus Haram bin Milhan, saudara Ummu Sulaim bintu Milhan, membawa surat Rasulullah  kepada ‘Amir bin Thufail. Namun ‘Amir bin Thufail tidak menghiraukan surat itu, bahkan memberi isyarat agar seseorang membunuh Haram. Ketika orang itu menikamkan tombaknya dan Haram melihat darah, dia berkata: “Demi Rabb Ka’bah, aku beruntung.”
Kemudian ‘Amir bin Thufail menghasut orang-orang Bani ‘Amir agar memerangi rombongan shahabat lainnya, namun mereka menolak karena adanya perlindungan Abu Barra`. Diapun menghasut Bani Sulaim dan ajakan ini disambut oleh ‘Ushaiyyah, Ri’l, dan Dzakwan. Merekapun datang mengepung para shahabat Rasulullah  lalu membunuh mereka kecuali Ka’b bin Zaid bin An-Najjar yang ketika itu terluka dan terbaring bersama para mayat lainnya. Dia hidup hingga terjadinya peristiwa Khandaq.
Al-Imam Al-Bukhari t menceritakan hal ini dalam Shahih-nya:
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ خَالَهُ أَخٌ لأُمِّ سُلَيْمٍ فِي سَبْعِينَ رَاكِبًا وَكَانَ رَئِيسَ الْمُشْرِكِينَ عَامِرُ بْنُ الطُّفَيْلِ خَيَّرَ بَيْنَ ثَلاَثِ خِصَالٍ، فَقَالَ: يَكُونُ لَكَ أَهْلُ السَّهْلِ وَلِي أَهْلُ الْمَدَرِ أَوْ أَكُونُ خَلِيفَتَكَ أَوْ أَغْزُوكَ بِأَهْلِ غَطَفَانَ بِأَلْفٍ وَأَلْفٍ. فَطُعِنَ عَامِرٌ فِي بَيْتِ أُمِّ فُلاَنٍ فَقَالَ: غُدَّةٌ كَغُدَّةِ الْبَكْرِ فِي بَيْتِ امْرَأَةٍ مِنْ آلِ فُلاَنٍ، ائْتُونِي بِفَرَسِي. فَمَاتَ عَلَى ظَهْرِ فَرَسِهِ، فَانْطَلَقَ حَرَامٌ أَخُو أُمِّ سُلَيْمٍ وَهُوَ رَجُلٌ أَعْرَجُ وَرَجُلٌ مِنْ بَنِي فُلاَنٍ. قَالَ: كُونَا قَرِيبًا حَتَّى آتِيَهُمْ فَإِنْ آمَنُونِي كُنْتُمْ وَإِنْ قَتَلُونِي أَتَيْتُمْ أَصْحَابَكُمْ. فَقَالَ: أَتُؤْمِنُونِي أُبَلِّغْ رِسَالَةَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَجَعَلَ يُحَدِّثُهُمْ وَأَوْمَئُوا إِلَى رَجُلٍ فَأَتَاهُ مِنْ خَلْفِهِ فَطَعَنَهُ. قَالَ: هَمَّامٌ أَحْسِبُهُ حَتَّى أَنْفَذَهُ بِالرُّمْحِ. قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ فُزْتُ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ. فَلُحِقَ الرَّجُلُ فَقُتِلُوا كُلُّهُمْ غَيْرَ اْلأَعْرَجِ كَانَ فِي رَأْسِ جَبَلٍ، فَأَنْزَلَ اللهُ عَلَيْنَا ثُمَّ كَانَ مِنْ الْمَنْسُوخِ (إِنَّا قَدْ لَقِينَا رَبَّنَا فَرَضِيَ عَنَّا وَأَرْضَانَا) فَدَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلاَثِينَ صَبَاحًا عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَبَنِي لِحْيَانَ وَعُصَيَّةَ الَّذِينَ عَصَوْا اللهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Dari Anas, bahwa Nabi  mengutus pamannya (saudara Ummu Sulaim) bersama 70 orang berkuda. Ketika itu yang menjadi pemimpin kaum musyrikin ‘Amir bin Thufail. Dia memberi tiga pilihan, katanya: “Untukmu penduduk Sahl dan aku penduduk Madar, atau aku penggantimu, atau aku perangi engkau bersama penduduk Ghathafan dengan dua ribu pasukan.”
Akhirnya ‘Amir ditikam di rumah Ummu Fulan, katanya: “Ghuddah seperti ghuddah Al-Bakri,[1] di rumah seorang wanita Bani Fulan. Bawakan kudaku, lalu dia mati di atas kudanya. Kemudian berangkatlah Haram saudara Ummu Sulaim, dia seorang laki-laki pincang, dan seorang dari Bani Fulan. Katanya: “Mendekatlah, sampai aku menemui mereka, kalau mereka menjamin keamananku, itulah urusan kamu. Kalau mereka membunuhku, maka carilah shahabat-shahabat kamu.”
Lalu dia berkata: “Apakah kamu memberiku keamanan untuk menyampaikan surat Rasulullah ? Kemudian dia mulai berbicara dengan mereka, namun ada yang memberi isyarat kepada seseorang yang mendatanginya dari belakang lalu menikamnya. Kata Hammam, aku kira sampai tombaknya menembus tubuhnya. Dia berkata: “Allahu Akbar, saya beruntung, demi Rabb Ka’bah.” Lalu dikejarlah temannya dan mereka semua dibunuh kecuali seorang yang pincang yang berada di puncak bukit.
Allah turunkan kepada kami ayat yang kemudian dimansukh: “Sesungguhnya kami telah menemui Rabb kami, lalu Dia ridha kepada kami dan membuat kami ridha. Maka Nabi  mendoakan kejelekan terhadap mereka selama 30 hari; terhadap Ri’l, Dzakwan, dan Bani Lihyan serta ‘Ushaiyyah yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya.”
Ibnu Hajar t dalam Fathul Bari juga memaparkan kisah yang disebutkan Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya, antara lain beliau mengatakan:
“Bahwasanya ada perjanjian antara kaum musyrikin dengan Rasulullah . Mereka adalah kelompok yang tidak ikut memerangi beliau. Diceritakan oleh Ibnu Ishaq dari para masyaikhnya, demikian pula oleh Musa bin ‘Uqbah dari Ibnu Syihab, bahwa yang mengadakan perjanjian dengan beliau adalah Bani ‘Amir yang dipimpin oleh Abu Barra` ‘Amir bin Malik bin Ja’far si Pemain Tombak. Sedangkan kelompok lain adalah Bani Sulaim. Dan ‘Amir bin Thufail ingin mengkhianati perjanjian dengan para shahabat Rasulullah . Diapun menghasut Bani ‘Amir agar memerangi para shahabat, namun Bani ‘Amir menolak, kata mereka: “Kami tidak akan melanggar jaminan yang diberikan Abu Barra`.” Kemudian dia menghasut ‘Ushaiyyah dan Dzakwan dari Bani Sulaim dan mereka mengikutinya membunuh para shahabat…” demikian secara ringkas.
Akhirnya Rasulullah  melakukan qunut selama satu bulan mendoakan kejelekan terhadap orang-orang yang membunuh para qurra` shahabat-shahabat beliau di Bi`r Ma’unah. Belum pernah para shahabat melihat Rasulullah  begitu berduka dibandingkan ketika mendengar berita ini.
Al-Imam Al-Bukhari mernceritakan dari Anas bin Malik :
قَنَتَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا حِينَ قُتِلَ الْقُرَّاءُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَزِنَ حُزْنًا قَطُّ أَشَدَّ مِنْهُ
 “Rasulullah qunut selama satu bulan ketika para qurra` itu terbunuh, dan aku belum pernah melihat Rasulullah  begitu berduka dibandingkan kejadian tersebut.”
Ibnu Jarir meriwayatkan pula dalam Tarikh-nya, sebagaimana dinukil oleh Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad (3/247), bahwa pada saat pembantaian tersebut, ‘Amr bin Umayyah Adh-Dhamari dan Al-Mundzir bin ‘Uqbah bin ‘Amir tinggal di pekarangan kaum muslimin. Mereka tidak mengetahui adanya peristiwa pembantaian itu melainkan karena adanya burung-burung yang mengitari tempat kejadian tersebut. Akhirnya mereka melihat kenyataan yang memilukan tersebut.
Mereka berembuk apa yang akan mereka lakukan. ‘Amr bin Umayyah berpendapat sebaiknya mereka kembali untuk menceritakan kejadian pahit ini kepada Rasulullah , tapi Al-Mundzir menolak dan lebih suka turun menyerang kaum musyrikin. Diapun turun dan menyerang hingga terbunuh pula. Akhirnya ‘Amr tertawan, namun ketika dia menyebutkan bahwa dia berasal dari kabilah Mudhar, ‘Amir memotong ubun-ubunnya dan membebaskannya.
‘Amr bin Umayyah pulang ke Madinah, namun setibanya di Al-Qarqarah sebuah wilayah dekat Al-Arhadhiyah, sekitar 8 pos dari Madinah dia berhenti bernaung di bawah sebatang pohon. Kemudian datanglah dua laki-laki Bani Kilab dan turun bernaung di tempat itu juga. Ketika keduanya tertidur, ‘Amr menyergap mereka dan dia menganggap bahwa telah membalaskan dendam para shahabatnya. Ternyata keduanya mempunyai ikatan perjanjian dengan Rasulullah  yang tidak disadarinya. Setelah tiba di Madinah, dia ceritakan semuanya kepada Rasulullah  dan beliau berkata:
لَقَدْ قَتَلْتَ قَتِيْلَيْنِ َلأَدِيَنَّهُمَا
“Sungguh kamu telah membunuh mereka berdua, tentu saya akan tebus keduanya.”[2]
Inilah antara lain yang juga menjadi penyebab terjadinya perang Bani An-Nadhir yang akan dikisahkan pada edisi mendatang, Insya Allah.
Dari kisah ini, ulama menyimpulkan bahwa qunut yang dilakukan oleh Rasulullah  hanyalah qunut nazilah dan itupun beliau lakukan selama satu bulan, mendoakan kejelekan terhadap Bani Lihyan, ‘Ushaiyyah dan lain-lain. Bukan terus-menerus sebagaimana dilakukan sebagian kaum muslimin hari ini.
Ini diriwayatkan juga oleh Al-Imam Ahmad dan lainnya dari hadits Anas bin Malik :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَنَتَ شَهْرًا ثُمَّ تَرَكَهُ
“Bahwasanya Nabi n qunut selama satu bulan lalu meninggalkannya.”
Demikian pula yang disimpulkan oleh Ibnul Qayyim dalam pembahasan masalah qunut ini, lihat kitab Zaadul Ma’ad (1/273-285).
Terakhir, beliau mengatakan bahwa yang diriwayatkan dari shahabat tentang qunut ini ada dua, yaitu:
a. Qunut ketika ada musibah atau bencana yang menimpa (nazilah) seperti qunut yang dilakukan Ash-Shiddiq  ketika para shahabat memerangi Musailamah Al-Kadzdzab dan ahli kitab. Juga qunut yang dilakukan ‘Umar dan ‘Ali ketika menghadapi pasukan Mu’awiyah dan penduduk Syam.
b. Qunut yang mutlak, yang dimaksud adalah memanjangkan rukun shalat (seperti berdiri, atau sujud dan lainnya) untuk berdoa dan memuji Allah.
Wallahu a’lam.

Biografi AL MALIKI

As Sayyid Prof. Dr. Muhammad bin Sayyid 'Alawi bin Sayyid 'Abbas bin Sayyid 'Abdul 'Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy'ari asy-Syadzili lahir di kota suci Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki, dekat Bab As-salam

Ayah beliau, Sayyid Alwi bin Abbas Almaliki (kelahiran Makkah th 1328H), seorang alim ulama terkenal dan ternama di kota Makkah. Disamping aktif dalam berdawah baik di Masjidil Haram atau di kota kota lainnya yang berdekatan dengan kota Makkah seperti Thoif, Jeddah dll, Sayyid Alwi Almaliki adalah seorang alim ulama yang pertama kali memberikan ceramah di radio Saudi setelah salat Jumat dengan judul "Hadist al-Jumah".

Begitu pula ayah beliau adalah seorang Qadhi yang selalu di panggil masyarakat Makkah jika ada perayaan pernikahan.Selama menjalankan tugas da'wah, Sayyid Alwi bin Abbas Almaiki selalu membawa kedua putranya Muhammad dan Abbas. Mereka berdua selalu mendampinginya kemana saja ia pergi dan berceramah baik di Makkah atau di luar kota Makkah. Adapun yang meneruskan perjalanan dakwah setelah wafat beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki dan Sayyid Abbas selalu berurusan dengan kemaslahatan kehidupan ayahnya.

Sebagaimana adat para Sadah dan Asyraf ahli Makkah, Sayyid Alwi Almaliki selalu menggunakan pakaian yang berlainan dengan ulama yang berada di sekitarnya. Beliau selalu mengenakan jubbah, serban (imamah) dan burdah atau rida yang biasa digunakan dan dikenakan Asyraf Makkah.

Setelah wafat Sayyid Alwi Almaiki, anaknya Sayyid Muhammad tampil sebagai penerus ayahnya. Dan sebelumnya ia selalu mendapatkan sedikit kesulitan karena ia merasa belum siap untuk menjadi pengganti ayahnya. Maka langkah pertama yang diambil adalah ia melanjutkan studi dan ta'limnya terlebih dahulu. Beliau berangkat ke Kairo dan Universitas al-Azhar Assyarif merupakan pilihanya. Setelah meraih S1, S2 dan S3 dalam fak Hadith dan Ushuluddin beliau kembali ke Makkah untuk melanjutkan perjalanan yang telah di tempuh sang ayah. Disamping mengajar di Masjidi Haram di halaqah, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universiatas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil menggarap untuk membuka majlis ta'lim dan pondok di rumah beliau.

Adapun pelajaran yang di berikan baik di masjid haram atau di rumah beliau tidak berpoin kepada ilmu tertentu seperti di Universitas. Akan tetapi semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima dan semua bisa mencicipi apa yang diberikan Sayyid Maliki. Maka dari itu beliau selalu menitik-beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid per hari yang biasa dilakukan selepas sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah. Begitu pula setiap bulan Ramadan dan hari raya beliau selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat. Semua di sisinya sama tamu-tamu dan murid murid, semua mendapat penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama-sama.

Dari rumah beliau telah keluar ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke suluruh pelosok permukaan bumi. Di mana negara saja kita dapatkan murid beliau, di India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia yang merupakan sebagai orbit dahwah sayid Muhammad Almaliki, ribuan murid murid beliau yang bukan hanya menjadi kyai dan ulama akan tetapi tidak sedikit dari murid2 beliau yang masuk ke dalam pemerintahan.

Di samping pengajian dan taklim yang rutin di lakukan setiap hari pula beliau telah berusaha mendirikan pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit, semua berdatangan dari seluruh penjuru dunia, belajar, makan, dan minum tanpa di pungut biaya sepeser pun bahkan beliau memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk menyiarkan agama.

Sayid Muhammad Almaliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih-lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah.thariqahnya.

Dalam kehidupannya beliau selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirianya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan usaha menjawab dengan hikmah dan menklirkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang jitu bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu dan berkesudahan. Beliau tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta'lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang orang yang tidak bersependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Quran dan Sunah. Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki, mereka pintar-pintar dan terpelajar. Di samping menguasai bahasa Arab, mereka menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan marja' dan reference di negara-negara mereka. Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah dengannya

Karya Tulis Beliau

Di samping tugas beliau sebagai da'i, pengajar, pembibing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama, beliau pula seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab2 beliau yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll.

Sayyid Muhammad merupakan seorang penulis prolifik dan telah menghasilkan hampir seratus buah kitab. Beliau telah menulis dalam pelbagai topik agama, undang-undang, social serta sejarah, dan kebanyakan bukunya dianggap sebagai rujukan utama dan perintis kepada topik yang dibicarakan dan dicadangkan sebagai buku teks di Institusi-institusi Islam di seluruh dunia. Kita sebutkan sebahagian hasilnya dalam pelbagai bidang:

Aqidah:

1. Mafahim Yajib an Tusahhah
2. Manhaj As-salaf fi Fahm An-Nusus
3. At-Tahzir min at-Takfir
4. Huwa Allah
5. Qul Hazihi Sabeeli
6. Sharh 'Aqidat al-'Awam

Tafsir:

1. Zubdat al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an
2. Wa Huwa bi al-Ufuq al-'A'la
3. Al-Qawa'id al-Asasiyyah fi 'Ulum al-Quran
4. Hawl Khasa'is al-Quran

Hadith:

1. Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-Sharif
2. Al-Qawa'id al-Asasiyyah fi 'Ilm Mustalah al-Hadith
3. Fadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihi
4. Anwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik

Sirah:

1. Muhammad (Sallallahu Alaihi Wasallam) al-Insan al-Kamil
2. Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah
3. 'Urf al-Ta'rif bi al-Mawlid al-Sharif
4. Al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa M'iraj Khayr al-Bariyyah
5. Al-Zakha'ir al-Muhammadiyyah
6. Zikriyat wa Munasabat
7. Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra

Usul:

1. Al-Qawa'id al-Asasiyyah fi Usul al-Fiqh
2. Sharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al-Fiqh
3. Mafhum al-Tatawwur wa al-Tajdid fi al-Shari'ah al-Islamiyyah

Fiqh:

1. Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa 'Alamiyyatuha
2. Shawariq al-Anwar min Ad'iyat al-Sadah al-Akhyar
3. Abwab al-Faraj
4. Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar
5. Al-Husun al-Mani'ah
6. Mukhtasar Shawariq al-Anwar

Lain-lain:

1. Fi Rihab al-Bayt al-Haram (Sejarah Makkah)
2. Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-'Asabiyyah (Kajian Berkaitan Orientalis)
3. Nazrat al-Islam ila al-Riyadah (Sukan dalam Islam)
4. Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da'wah ila Allah (Teknik Dawah)
5. Ma La 'Aynun Ra'at (Butiran Syurga)
6. Nizam al-Usrah fi al-Islam (Peraturan Keluarga Islam)
7. Al-Muslimun Bayn al-Waqi' wa al-Tajribah (Muslimun, Antara Realiti dan Pengalaman)
8. Kashf al-Ghumma (Ganjaran Membantu Muslimin)
9. Al-Dawah al-Islahiyyah (Dakwah Pembaharuan)
10. Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad (Koleksi Ucapan)
11. Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah (Kemulian Ummah Islamiyyah)
12. Usul al-Tarbiyah al-Nabawiyyah (Metodologi Pendidikan Nabawi)
13. Nur al-Nibras fi Asanid al-Jadd al-Sayyid Abbas (Kumpulan Ijazah Datuk beliau, As-Sayyid Abbas)
14. Al-'Uqud al-Lu'luiyyah fi al-Asanid al-Alawiyyah (Kumpulan Ijazah Bapa beliau, As-Sayyid Alawi)
15. Al-Tali' al-Sa'id al-Muntakhab min al-Musalsalat wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)
16. Al-'Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al-Athbah wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)

Catatan diatas adalah kitab As-Sayyid Muhammad yang telah dihasilkan dan diterbitkan. Terdapat banyak lagi kitab yang tidak disebutkan dan juga yang belum dicetak.Kita juga tidak menyebutkan berapa banyak karya tulis yang telah dikaji, dan diterbitkan untuk pertama kali, dengan ta'liq (catatan kaki) dan komentar dari As-Sayyid Muhammad. Secara keseluruhannya, sumbangan As-Sayyid Muhammad amat agung.Banyak hasil kerja As-Sayyid Muhammad telah diterjemahkan ke pelbagai bahasa.

Mafahim Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan) adalah salah satu kitab karya Sayyid Muhammad, red.) bersinar layaknya suatu kemilau mutiara. Inilah seorang manusia yang menantang rekan-rekan senegaranya, kaum Salafi-Wahhabi, dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka.

Untuk keberanian intelektualnya ini, Sayyid Muhammad dikucilkan dan dituduh sebagai "seorang yang sesat". Beliau pun dicekal dari kedudukannya sebagai pengajar di Haram (yaitu di Masjidil Haram, Makkah, red.). Kitab-kitab karya beliau dilarang, bahkan kedudukan beliau sebagai professor di Umm ul-Qura pun dicabut. Beliau ditangkap dan passport-nya ditahan. Namun, dalam menghadapi semua hal tersebut, Sayyid Muhammad sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah. Beliau tak pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ilmu (pengetahuan) dan tasawwuf.

Pada akhir hayatnya yang berkenaan dengan adanya kejadian teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram Syeikh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti "Hiwar Fikri" di Makkah yang diadakan pada tg 5 sd 9 Dhul Q'idah 1424 H dengan judul "Al-qhuluw wal I'tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah", di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist. Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul "Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama". Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da'wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas.

Pada tanggal 11/11/1424, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan da'wah.

Beliau wafat hari jumat tanggal 15 ramadhan 1425 dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma'la disamping kuburan istri Rasulullah Sayyidah Khadijah binti Khuwailid ra. Dan yang menyaksikan penguburan beliau seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negeri.

Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, semua menyaksikan janazah beliau setelah disembahyangkan di Masjidil Haram ba'da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza'. Dan di hari terakhir `Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat.

Semoga kita bisa meneladani beliau. Amien.

Jumat, 30 Januari 2015

SOAL UN FIQIH



51.  ….. إنّ هـذين حـرام على ذكـور أمّــتى   
Jenis bayan yang terdapat dalam hadis tersebut adalah …..
a.      بيان بالقول
b.      بيان بالفعل
c.       بيان بالترك
d.     بيان بالإشارة
e.      بيان بالسكوت
52.  …… صـلوا كما رأيتمـوني أصلي 
Jenis bayan yang terdapat dalam hadis tersebut adalah …..
a.      بيان بالقول
b.      بيان بالفعل
c.       بيان بالترك
d.     بيان بالإشارة
e.      بيان بالسكوت
53.  …. كان آخـر الأمرين منه صلى الله عليه وسلم عـدم الـوضوء ممـا مسّـت النــار 
Jenis bayan yang terdapat pada ayat tersebut adalah …..
a.      بيان بالقول
b.      بيان بالفعل
c.       بيان بالترك
d.     بيان بالإشارة
e.      بيان بالسكوت
54.  Berikut ini lafaz yang mempunyai makna muradif dengan kata “ الصلاة “ adalah …..
a.      الربا
b.      التعبد
c.       الدعاء
d.     العبادة
e.      الزكوة
55.  …. والليـل إذا عسـعس  ( التكوير : 17 )
Lafaz “ عسـعـس “ termasuk musytarak, karena …..
a.      Mengandung makna yang pasti
b.      Mengandung makna yang global
c.       Mengandung lebih dari dua makna
d.     Mengandung dua makna yaitu pergi dan datang
e.      Mengandung makna yang belum jelas, pergi atau datang
56.  . …  وأحـلّ الله البـيع وحـرم الـربا  (البقرة : 278) 
Ayat tersebut menjelaskan halalnya jual beli dan haramnya riba. Lafaz   البيع  dan   الربا   termasuk dalam kaidah …..
a.      Khas
b.      ‘amm
c.       Mufassar
d.     Mubayyan
e.      Muqayyad





57.  …. والذين يظاهرون من نسـائهم ثمّ يعـودون لما قـالوا فتحـرير رقبـة  .... (المجادلة : 3)
Lafaz yang bergaris bawah diatas mengandung makna mutlak, karena …..
a.      Lafaz tersebut dibatasi oleh lafaz lain
b.      Lafaz yang tidak mungkin ditakwilkan
c.       Lafaz yang menunjukkan makna ganda
d.     Lafaz tersebut tidak terikat oleh lafaz lain
e.      Lafaz tersebut memungkinkan untuk ditakwilkan
58.    فمن لم يجـد فصيـام شهرين متتـابعين من قبـل أن يتمـاسـا ...... ( المجادلة : 4 )  
Lafaz “ شهرين “ pada ayat diatas termasuk muqayyad karena …..
a.      Lafaz “ شهرين “ diberi sifat “ متتـابعين
b.      Dibolehkan berpuasa dua bulan kapan saja
c.       Menunjukkan kewajiban berpuasa dua bulan
d.     Lafaz “ شهرين “ menjadi mudhaf ilaih dari lafaz “ صيـام
e.      Lafaz “ شهرين “ dibatasi dengan lafaz “  من قبـل أن يتمـاســا
59.  Jika persoalan dan hokum dalam nas itu sama, serta keadaan mutlak dan muqayyadnya terdapat pada hokum, maka harus berpegang kepada  …..
a.      Khas
b.      ‘amm
c.       Mutlaq
d.     Muqayyad
e.      Masing-masing lafaz
60.  Jika persoalan dan hokum kedua nas itu sama, serta keadaan mutlaq dan muqayyadnya terdapat pada sebab hokum, maka harus berpegang kepada  …..
a.      Khas
b.      ‘amm
c.       Mutlaq
d.     Muqayyad
e.      Mubayyan
61.  Jika persoalannya berbeda dan hukumnya sama, maka menurut jumhur ulama Syafi’iyah harus berpegang kepada  …..
a.      Khas
b.      ‘amm
c.       Mutlaq
d.     Muqayyad
e.      Mubayyan
62.  Jika persoalan sama dan hokumnya berbeda, maka menurut jumhur ulama Syafi’iyah dan Hanafiyah harus berpegang kepada …..
a.      Khas
b.      ‘amm
c.       Mutlaq
d.     Muqayyad
e.      Masing-masing lafaz
63.  Jika persoalan sama dan hokum berbeda, maka menurut ulama Malikiyah dan Hanabilah harus berpegang kepada …..
a.      Khas
b.      ‘amm
c.       Mutlaq
d.     Muqayyad
e.      Masing-masing lafaz






64.  Jika persoalan berbeda dan hukumnya berbeda juga, maka harus berpegang kepada …..
a.      Khas
b.      ‘amm
c.       Mutlaq
d.     Muqayyad
e.      Masing-masing lafaz
65.    يـد الله فــوق أيـديـهم  ( الفتح : 10 ) 
Makna zahir dari lafaz “ يـد الله  “ adalah …..
a.      Arsy Allah
b.      Tangan Allah
c.       Ayat-ayat Allah
d.     Kebesaran Allah
e.      Kekuasaan Allah
66.  ….  الـرحمن على العـرش استـوى ( طه : 5 ) 
Takwil kata “istawa” pada ayat diatas adalah …..
a.      Meniduri
b.      Bergelayut
c.       Menguasai
d.     Menduduki
e.      Duduk bersila
67.  Diharamkan memukul kedua orang tua berdasarkan firman Allah “ فلا تـقـل لهما أفّ “. Pernyataan diatas termasuk …..
a.      Bayan ayat
b.      Takwil ayat
c.       Zahir ayat
d.     Manthuq ayat
e.      Mafhum ayat
68.  Menyatakan keharaman memukul kedua orang tua berdasarkan larangan mengatakan “ah” seperti yang disebutkan QS. Al-Isra ayat 23, adalah termasuk …..
a.      Qiyas adna
b.      Qiyas bayan
c.       Qiyas syibhi
d.     Qiyas awlawi
e.      Qiyas musawi
69.  Keharaman membakar harta anak yatim disamakan hukumnya dengan keharaman memakan harta anak yatim, karena keduanya sama-sama menghilangkan harta anak yatim, adalah termasuk …..
a.      Manthuq nas
b.      Manthuq zihar
c.       Lahnul khithab
d.     Fahwal khithab
e.      Mafhum mukhalafah
70.  Hukum bolehnya makan dan minum pada bulan Ramadhan sampai terbit fajar terkandung pemahaman akan haramnya makan dan minum setelah terbitnya fajar, adalah termasuk …..
a.      Mafhum sifat
b.      Mafhum syarat
c.       Mafhum hasyr
d.     Mafhum laqab
e.      Mafhum ghayah



71.  Halalnya suami memakan sebagian dari maskawin istrinya harus disertai adanya keikhlasan penyerahan dari istrinya, hal ini memberikan pemahaman bahwa jika istrinya tidak rela memberikannya, maka haram hukumnya bagi suami memakan sebagian maskawin istrinya tersebut, adalah termasuk …..
a.      Mafhum sifat
b.      Mafhum syarat
c.       Mafhum hasyr
d.     Mafhum laqab
e.      Mafhum ghayah
72.  Berikut ini yang bukan bagian dari syarat-syarat Nasikh adalah …..
a.      Nasikh berupa hukum syara’
b.      Nasikh bukan berupa ijma’ dan qiyas
c.       Dalil nasikh terpisah dari dalil mansukh
d.     Nasikh datang lebih dahulu daripada mansukh
e.      Nasikh lebih kuat dari mansukh atau seimbang
73.  Agar seorang ulama dapat disebut mujtahid mutsaqil setelah terpenuhinya syarat-syarat umum sebagai mujtahid, maka …..
a.      Dia boleh tidak terikat dengan mazhabnya dalam beberapa masalah furu’
b.      Dia harus mampu memilih pendapat yang kuat dari pendapat para imam mazhabnya
c.       Dia harus mampu berijtihad sendiri dengan menerapkan metode mazhab tertentu
d.     Dia harus mampu berijtihad sendiri dalam masalah-masalah yang belum diterapkan hukumya oleh imam mazhab
e.      Dia harus mampu berijtihad dalam berbagai hokum syara’ berdasarkan hasil kajiannya sendiri dari terikat kepada mazhab lain
74.  Yang dimaksud dengan istilah “ta’arudh al-adillah” adalah …..
a.      Perlawanan antara logika dan nash
b.      Perlawanan antara al-Qur’an dengan al-Sunnah
c.       Persamaan kandungan dalil-dalil yang sederajat
d.     Perlawanan antara kandungan dua dalil yang tidak bisa dikompromikan
e.      Persamaan penafsiran dalil-dalil yang satu dengan yang lain saling berlawanan
75.  Jika ada dua hadis yang kontradiktif, maka diantara cara mentarjihnya adalah …..
a.      Meninggalkan hadis walau perawinya bersifat adil
b.      Mendahulukan hadis masyhur daripada hadis shahih
c.  Mengambil hadis yang termasuk dalam “ الأحاديث القـدسيـة 
d.     Mendahulukan hadis yang perawinya tsiqah daripada yang perawinya tidak tsiqah
e.      Meninggalkan hadis dan hanya berpegang pada nash al-Qur’an yang ayat-ayatnya tidak mutasyabihat
76.      Seseorang berwudhu mengikuti cara Imam Syafi’iy. Setelah berwudhu, ia bersentuhan dengan wanita yang bukan muhrimnya, ia menyatakan wudhunya tidak batal berlandaskan pada pendapat imam lain selain Imam Syaf’iy. Perbuatan tersebut termasuk …..
a.      Qiyas
b.      Talfiq
c.       Tarjih
d.     Taklid
e.      Ijtihad





77.  Yang dimaksud dengan istilah “al-mahkum fih” adalah ….
a.      Mukallaf
b.      Hukum syar’i
c.       Hukum taklifi
d.     Pembuat hukum
e.      Perbuatan mukallaf
78.  Seseorang disebut “al-mahkum alaih” jika terpenuhi syarat ….
a.      Islam, balig, berakal
b.      Islam, merdeka, balig
c.       Islam, tamyiz, berakal, sehat badan
d.     Islam, balig, berakal, sehat badan
79.        يا أيهـا الذين آمنـوا أوفـوا بالعـقـود  ( المائدة : 1 )
Hukum wajib yang diambil dari ayat diatas yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf adalah memenuhi janji. Dalam hal ini, perbuatan mukallaf yang berkenaan dengan hokum syara’ berupa memenuhi janji termasuk 
a.      Mukallaf
b.      Musyari’
c.       Al-Tasyri’
d.     Mahkum fih
e.      Mahkum ‘alaih
80.  Setiap orang Islam yang sudah balig memiliki taklif berupa shalat lima waktu dalam sehari semalam, karena shalat merupakan perbuatan syara’ yang harus ditunaikan. Dalam hal ini, orang Islam yang melaksanakan perbuatan syara’ tersebut termasuk …..
a.      Mukallaf
b.      Musyari’
c.       Al-Tasyri’
d.     Mahkum fih
e.      Mahkum ‘alaih
81.  Berikut ini adalah beberapa fungsi hadis sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an, kecuali …..
a.      Mentakhsish keumuman dalam al-Qur’an
b.      Menguatkan hokum yang ada dalam al-Qur’an
c.       Menjelaskan yang mubham dalam al-Qur’an
d.     Meniadakan hokum dalam al-Qur’an yang berlawanan
e.      Membuat hokum baru yang belum ada dalam al-Qur’an
82.  Ketika semua ulama sepakat mengatakan bahwa hokum sesuatu ini haram atau halal, maka ijma’ seperti ini termasuk jenis …..
a.      Ijma’ fi’li
b.      Ijma’ fardi
c.       Ijma’ qauli
d.     Ijma’ taqriri
e.      Ijma’sukuti
83.  Menjaga tujuan syara’ dengan jalan menolak mafsadat (kerusakan) atau madharat dari makhluk adalah fungsi dari …..
a.      ‘Urf
b.      Istiksar
c.       Istihab
d.     Maslahah mursalah
e.      Syar’u man qablana





84.  Menghalangi orang dari perbuatan maksiat dengan menutup (mengaharamkan) jalan kemaksiatan tersebut, adalah fungsi …..
a.      Istishab
b.      Dilalatul iqtiran
c.       Mazhab shahabi
d.     Syaddu ad-dzara’iy
e.      Maslahah al-mursalah
85.  Seorang wanita yang sedang haid boleh membaca al-Qur’an dengan alasan memberi kesempatan memperoleh ibadah saat sedang tidak suci. Hal ini didasarkan pada ketentuan …..
a.      Qiyas
b.      Istishab
c.       Istihsan
d.     Ijtihad
e.      Syar’u man qablana
86.  Diharamkan seorang wanita membaca al-Qur’an ketika ia sedang haid, karena dalam keadaan tidak suci yang dipersamakan hukumnya dengan orang yang sedang junub. Penyamaan hukum berdasarkan ‘illat tersebut dinamakan …..
a.      Qiyas
b.      Istishab
c.       Istihsan
d.     Ijtihad
e.      Syar’u man qablana
87.  Tujuan dari berdirinya khilafah adalah …..
a.      Menyamaratakan kekayaan rakyat
b.      Memberikan hak berpolitik pada muslimin
c.       Mensejahterakan pemimpin dalam tugasnya
d.     Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
e.      Mewujudkan kesejahteraaan berdasarkan strata sosial
88.  Salah satu fungsi majlis syura adalah …..
a.      Menjadi oposisi pemerintah
b.      Lembaga elit Negara yang absolute
c.       Menerbitkan peraturan pemerintah
d.     Mengadili kepala Negara saat melakukan korupsi
e.      Mewakili rakyat dalam bermusyawarah dengan pemerintah
89.  Salah satu kewajiban majelis syura sebagai lembaga tertinggi Negara adalah …..
a.      Menentukan hokum taklifi bagi mukallaf
b.      Mengajukan terpidana ke mahkamah Negara
c.       Memilih pemimpin agama untuk setiap wilayah
d.     Menjalankan roda pemerintahan agar sesuai dengan hokum Allah
e.      Membuat UU bersama khalifah demi melaksanakan hokum Allah
90.  Dalam Islam, hokum berperang melawan musuh yang telah memasuki wilayah Negara dan mengancam setiap warga adalah …..
a.      Wajib
b.      Fardhu ‘ain
c.       Fardhu kifayah
d.     Sunnah mu’akkadah
e.      Sunnah ghairu mu’akkadah
91.  Diantara etika berperang yang salah menurut Islam adalah …..
a.      Menawan musuh yang kalah
b.      Membunuh musuh yang bersenjata





c.       Menggunakan peralatan perang yang lengkap
d.     Membuat penjara untuk musuh yang tertawan
e.      Membunuh kaum wanita dari kalangan musuh
92.  Contoh perlakuan umat Islam terhadap ahli al-dzimmah yang dipandang salah oleh syara’ adalah …..
a.      Memerangi ahl al-dzimmah yang berkhianat
b.      Mewajibkan ahl al-dzimmah untuk membayar jizyah
c.       Membela ahl al-dzimmah ketia dizalimi oleh orang Islam
d.     Memaksa ahl al-dzimmah tunduk kepada aturan Negara Islam
e.      Membedakan hak perlindungan antara ahl al-dzimmah dan muslimin
93.  Ada orang yang sudah cukup umur, berpeghasilan tetap, mampu menafkahi, dan dikhawatirkan terjerumus dalam perzinaan. Nikah bagi orang tersebut hukumnya …..
a.      Wajib
b.      Sunnah
c.       Mubah
d.     Makruh
e.      haram
94.  Salah satu kandungan pasal 7 Undang-undang No. 1 tahun 1974 adalah …..
a.      Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut undang-undang yang berlaku
b.      Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai
c.       Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hokum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu
d.     Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
e.      Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun da pihak wanita sudah mencapai 16 tahun
95.  Suami tidak boleh rujuk kembali, kecuali mantan isterinya pernah menikah dengan laki-laki lain, adalah pengertian dari talak …..
a.      Ba’in
b.      Raj’iy
c.       Bid’iy
d.     Ba’in kubra
e.      Ba’in sughra
96.  Perempuan mandul yang dicerai suaminya, masa iddahnya adalah …..
a.      3 bulan
b.      3 kali suci
c.       3 bulan 10 hari
d.     4 bulan 10 hari
e.      Tidak perlu ber’iddah
97.  Seorang balita berumur 2 tahun membutuhkan pengasuhan, sementara ayah dan ibunya telah bercerai. Jenis hadhanah yang layak diperolehnya adalah …..
a.      Hadhanah al-ab
b.      Hadhanah al-umm
c.       Hadhanah al-usrah
d.     Hadhanah al-hakim
e.      Hadhanah al-gharib
98.  Salah satu penyebab munculnya mazhab-mazhab fikih adalah …..
a.      Dibukukannya hadis-hadis Rasulallah saw
b.      Terbukanya pintu ijtihad bagi setiap mujtahid
c.       Nalar muslimin dalam memahami al-Qur’an meningkat





d.     Terjadinya peperangan antar suku setelah Nabi saw wafat
e.      Melemahnya kemampuan berijtihad di kalangan umat Islam
99.  Salah satu imam yang mazhabnya menjadi rujukan adalah Imam Malik bin Anas. Karakteristik dari Mazhab Maliki adalah ….
a.      Lebih mendahulukan ra’yu daripada hadis
b.      Hanya bertumpu pada qur’an dan hadis saja
c.       Menggunakan ra’yu seimbang dengan hadis
d.     Menjadikan perbuatan penduduk Madinah sebagai landasan hokum
e.      Berpegang teguh pada hadis walaupun hadis tersebut berkedudukan ahad
100.          Ulama yang berpendapat bahwa bersentuhan kulit antara lawan jenis tidak membatalkan wudhu adalah …..
a.      Imam Rafi’iy
b.      Imam Syafi’iy
c.       Imam Nawawi
d.     Imam Ghazali
e.      Imam Abu hanifah
101.  Ulama yang berpendapat tentang bolehnya seorang suami mencampuri istri yang baru suci dari haid tetapi belum mandi, jika suci haidnya melebihi batas waktu yang ditentukan adalah …..
a.      Imam Maliki
b.      Imam Syafi’iy
c.       Imam Abu Hanifah
d.     Imam Daud Zahiri
e.      Imam Ahmad ibnu Hanbal
102.  Ulama yang berpendapat bahwa menutup aurat dalam shalat merupakan salah satu sunnah dari shalat adalah …..
a.      Imam Maliki
b.      Imam Syafi’iy
c.       Imam Abu Hanifah
d.     Imam Daud Zahiri
e.      Imam Ahmad ibnu Hanbal
103.      Seorang meninggal dunia, ahli warinya : seorang anak perempuan, suami dan bapak. Harta warisan yang ditinggalkannya sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah). Berapa rupiahkah bagian yang diterima oleh anak perempuan ?
a.      Ashabah
b.      Rp. 1.000.000,-
c.       Rp. 2.000.000,-
d.     Rp. 3.000.000,-
e.      Rp. 3.500.000,-
104.      Jika seseorang berwasiat agar sepersepuluh harta warisannya diberikan kepada pembantunya dan dapat diperoleh setelah ia meninggal, maka hokum wasiat tersebut adalah …..
a.      Wajib
b.      Sunnah
c.       Mubah
d.     Makruh
e.      Haram
105.      Seorang anak perempuan bersama dua orang anak laki-laki, jika harta warisan yang ditinggalkan sebesar Rp. 12.500.000,- (Dua belas juta lima ratus ribu rupiah), maka jumlah uang yang diterima seorang anak perempuan adalah sebesar …..





a.      Rp. 7.500.000,-
b.      Rp. 6.000.000,-
c.       Rp. 5.000.000,-
d.     Rp. 2.500.000,-
e.      Rp. 2.000.000,-
106.     Apabila seorang wanita yang sudah menjadi janda melakukan perzinaan, maka hukuman yang pantas baginya adalah …..
a.      Dicambuk 100 kali kemudian dinikahkan dengan pasangan zinanya
b.      Dirajam dengan cara dilempari batu sampai mati
c.       Dicambuk 100 kali kemudian dirajam
d.     Diisolasi selama 1 tahun dan dicambuk 100 kali
e.      Diasingkan dalam kehidupan bermasyarakat sampai akhir hayatnya
107.     Diantara ciri-ciri pencurian yang pelakunya dapat dikenakan sanksi hudud adalah …..
a.      Barang yang dicuri berupa sesuatu yang tidak memiliki nilai dan tidak berguna
b.      Pencurinya adalah ayah kandung dari pemilik barang yang dicuri
c.       Pencuri memiliki andil dalam kepemilikan barang yang dicuri
d.     Pencurian yang dilakukan oleh anak yang belum tamyiz
e.      Pencurian yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi
108.     Salah satu hikmah dari pelaksanaan pembayaran diyat adalah …..
a.      Memberikan efek jera kepada pelaku penganiayaan dan mencegah timbulnya kezaliman
b.      Untuk membantu orang-orang kaya agar terlepas dari ancaman hukuman qishash
c.       Mengatur sanksi hukum agar sesuai dengan kemampuan pelaku
d.     Mengurangi tingkat kejahatan di masyarakat yang taat bkepada aturan agama
e.      Membantu pemerintahIslam dalam menimbulkan wibawa penguasa dalam bidang hukum
109.     Sesorang melempar kerikil kea rah anjing. Ternyata lemparanya itu mengenai sesorang hingga meninggal dunia. Sanksi yang layak untuk pelempar tersebut adalah …..
a.      Diyat mukhaffafah dan kaffarat
b.      Diyat mughallazah
c.       Diyat mukhaffafah
d.     Diyat dan kafarat
e.      Kafarat
110.     Seorang guru merasa kesal terhadap sikap salah seorang santrinya yang nakal. Kemudian ia memukul santri tersebut dengan menggunakan sepotong kayu kecil dengan tidak keras. Pukulan itu mengakibatkan santri tersebut meninggal dunia. Pembunuhan tersebut termasuk kategori …..
a.      .قتل العمد والخطأ
b.      .قتل شبه الخطأ
c.       .قتل الخطأ
d.     .قتل العمد
e.      .قتل شبه العمد
111.     Melalui khamr setan bermaksud menimbulkan konflik permusuhan dan kebencian antarsesama manusia. Bunyi dalil  yang sesuai dengan pernyataan diatas adalah …..





a.      .أن النبي كان يضرب فى الخمر بالنعال والجريد أربعين (الحديث)
b.      .يسألونك عن الخمر والميسر قل فيهما إثم كبير ومنافع للناس....  
c.       .ياأيهاالذين آمنوا لاتقربوا الصلاة وأنتم سكارى حتى تعلموا ما تقولون....
d.     .إنما يريد الشيطان أن يوقع بينكم العداوة والبغضاء فى الخمر والميسر ويصدكم عن ذكرالله..
e.      ياأيها الذين آمنوا إنما الخمر والميسر والأنصاب والأزلام رجس من عمل الشيطان فاجتنبوه ....
112.     Pada awal abad ke-3 H, salah satu tahap sejarah perkembangan Ushul Fiqh adalah …..
a.      Ushul Fiqh membuka pintu ijtihad bagi setiap orang
b.      Ushul Fiqh menyatu dalam kajian tafsir dan belum berdiri sendiri
c.       Ushul Fiqh mulai dibukukan dalam kitab al-Risalah karya Asy-Syafi’iy
d.     Ushul Fiqh menjadi bidang keilmuan yang menimbulkan perbedaan mazhab
e.      Ushul Fiqh menjadi satu-satunya ilmu yang digunakan untuk memahami al-Qur’an

113.     Basri melamar pacarnya yang bernama Mufidah untuk menjadi isterinya, namun Mufidah menolak lamarannya karena merasa belum siap berumah tangga. Basri menjadi murka. Suatu hari Mufidah diajak Basri makan siang di restoran, Basri mencampuri racun pada minuman Mufidah, sehingga meninggal dunia. Hukuman yang layak bagi Basri adalah qishash, namun dapat diganti dengan diyat mughallazah dan kafarat jika …..
a.      Diberikan diyat kepada keluarga terbunuh
b.      Dimaafkan oleh keluarga terbunuh
c.       Disuruh oleh keluarga terbunuh
d.     Diizinkan oleh keluarga terbunuh
e.      Diberikan kafarat kepada keluarga terbunuh
114.     Pada masa Imam Syafi’i yakni pada sekitar abad ke-3 Hijriah, peranan Ushul Fiqh dalam perkembangan fiqh adalah …..
a.      Ushul Fiqh terfokus pada bahasan fiqh siyasah
b.      Ushul Fiqh menjadi pondasi mujtahid dalam membangun mazhab baru
c.       Ushul Fiqh menjadi metode yang paling utama dalam berdebat seputar hukum
d.     Ushul Fiqh menjadi landasan mujtahid dalam istinbath hukum dari al-Qur’an dan as-Sunnah
e.      Ushul Fiqh menjadi disiplin ilmu yang sangat berpengaruh bagi perkembangan hukum di Timur Tengah
115.     Dalam konsep ilmu Ushul Fiqh, fungsi al-Hakim adalah …..
a.      Memaksakan hukum kepada mukallaf tanpa adanya dispensasi (rukhsah)
b.      Menetapkan hukum yang berkaitan dengan setiap tindakan mukallaf
c.       Memaksa mukallaf agar tunduk patuh kepada aturan hukum wadh’iy
d.     Membatasi ruang gerak mukallaf dalam menikmati kehidupan dunia
e.      Mengawasi pelaksanaan undang-undang
116.     Ilmu yang membahas kaidah-kaidah yang digunakan untuk merumuskan hukum syara’ dengan menggunakan dalil-dalil yang rinci adalah ilmu …..
a.      Fiqih
b.      Ushul Fiqih
c.       Ijtihad Fardhi
d.     Ijma’ Sharih
e.      Syari’at Islam